Terungkap, Ini Penyebab 7-Eleven Tutup

Terungkap, Ini Penyebab 7-Eleven Tutup

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 06 Jul 2017 17:26 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Manajemen PT Modern Internasional Tbk (MDRN) hari ini memenuhi panggilan PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Mereka diminta untuk menjelaskan keberlangsungan bisnis perseroan pasca penutupan seluruh gerai 7-Eleven (Sevel) di Indonesia, yang menjadi anak usahanya.

Direktur Modern Internasional, Donny Susanto, yang mewakili perseroan enggan memberikan penjelasan kepada awak media. Namun Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat, sedikit menjelaskan terkait pertemuannya tersebut.

Samsul mengatakan, di dalam ruangan pihak MDRN menjelaskan terkait alasan penutupan gerai Sevel. Penyebabnya besarnya biaya operasi. Sedangkan terkait kebijakan pemerintah yang melarang penjualan minuman beralkohol menurutnya tidak begitu besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka cerita (terkait pelarangan penjualan minuman beralkohol), hanya itu berdampak minor saja. Ya memang (kinerjanya) langsung anjlok, tapi mereka menyebutkan itu cuma berpengaruh, enggak terlalu besar," terang Samsul, di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (6/7/2017).

Menurut Samsul, pihak MDRN mengaku memang biaya operasional, seperti sewa tempat dan lain-lain untuk gerai Sevel cukup besar. Sehingga perseroan memutuskan untuk menutupnya.

"Mungkin ini biaya operasional biaya sewa dan biaya infrastruktur dan sarana soalnya kan biayanya sebagian besar utang kalau dari sisi bisnisnya sih bagus mereknya cukup kuat," imbuhnya.

Menurut laporan keuangan konsolidasian MDRN kuartal I-2017 (tidak diaudit), Modern masih mengalami kerugian Rp 447,9 miliar. Angka tersebut berbanding terbalik dengan kondisi perseroan di kuartal I-2016 yang masih mampu membukukan laba Rp 21,3 miliar.

Adapun total liabilitas MDRN di kuartal I-2017 mencapai Rp 1,38 triliun, sedangkan total asetnya mencapai Rp 1,57 triliun. Jika dibagi rasio solvabilitas MDRN adalah 0,88 kali.

Jika rasio solvabilitasnya di bawah 1 kali artinya perseroan masih mampu membayar seluruh kewajibannya. Semakin kecil rasio solvabilitas, kondisi perusahaan semakin sehat. Namun, rasio solvabilitas MDRN sudah cukup mengkhawatirkan, karena sudah mendekati 1 kali.

Menurut Samsul, keputusan perseroan menutup Sevel guna menyelamatkan perusahaan. Sebab jika tidak maka beban-beban tersebut akan menggerogoti kinerja perusahaan yang bisa berujung gulung tikar.

"Ini dilakukan demi menyelematkan perusahaan juga. Mereka lebih fokus bisnis mereka. Saya kira langkah ini bisa terjadi perusahaan. Dan mengenai apa penyebabnya segala macam tanya mereka saja waktu public expose," tutur Samsul. (wdl/wdl)

Hide Ads