Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia minus sekitar 3 persen pada kuartal ke-III 2020. Prediksi Jokowi ini diutarakan saat membuka Sidang Kabinet Paripurna, Senin (2/10/2020).
"Kita tahu kemarin di triwulan 2 pertumbuhan ekonomi kita di angka -5,32%. Di kuartal III-2020 ini kita juga mungkin sehari, dua atau tiga hari ini akan diumumkan BPS, juga masih berada di angka minus. Perkiraan kita angkanya -3% naik sedikit,"
Badan Pusat Statistik (BPS) rencananya akan merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2020. Jika angka pertumbuhan pada 1 kuartal lagi berada di angka minus, maka RI resmi berstatus resesi. Merespons tren yang ada, Jokowi mendesak jajarannya untuk merealisasikan belanja secara maksimal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin menyampaikan yang berkaitan dengan kuartal keempat, ini adalah kuartal terakhir. Saya harapkan realisasi belanja kita betul-betul harus berada pada titik yang paling maksimal," kata Presiden Jokowi.
Meski demikian, Presiden mengungkap tren perekonomian pada kuartal ketiga telah menunjukkan tren positif. Jokowi juga menambahkan kontraksi ekonomi Indonesia masih jauh lebih baik dari banyak negara lain di dunia.