4 Jenis Produk Bisnis Online Berprospek Cerah

4 Jenis Produk Bisnis Online Berprospek Cerah

- detikFinance
Jumat, 30 Mei 2014 12:27 WIB
4 Jenis Produk Bisnis Online Berprospek Cerah
Jakarta - Bisnis online di Indonesia memang tumbuh sangat pesat karena menguntungkan. Banyak pelaku usaha yang mampu meningkatkan omzetnya setelah jualan via media online.

Menurut catatan Asosiasi E-Commerce Indonesia (IdEA), bisnis online (e-commerce) tetap tumbuh dan meningkat hingga 3 kali lipat di tahun 2014. Itu tandanya bahwa permintaan masyarakat untuk membeli barang dan jasa secara online terus meningkat.

Sebelum Anda memutuskan untuk memulai bisnis online, alangkah baiknya terlebih dahulu Anda mengetahui mengenai jenis-jenis produk apa saja yang diminati oleh konsumen.

Berikut ini adalah 4 jenis produk yang memiliki prospek cerah untuk bisnis online seperti dikutip detikFinance dari berbagai sumber, Jumat (30/05/2014).

Dari tahun ke tahun, permintaan serta jumlah pembelian produk busana baik untuk pria dan wanita secara online tumbuh dengan pesat. Tiidak hanya didominasi oleh merek-merek luar negeri, merek dalam negeri pun sudah mulai bermunculan. Contoh busana yang sering diproduksi oleh merek lokal adalah baju muslim, baju anak-anak, kemeja, dan tas.
Β 
Menurut data Kementerian Perindustrian, nilai perdagangan fashion atau tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional diperkirakan mampu menembus angka US$ 25,74 miliar (Rp 238,99 triliun) setiap tahunnya. Tingginya pencapaian tersebut menyusul adanya peningkatan produksi serta kenaikan konsumsi setiap tahun.

Dari jumlah itu, sekitar US$ 14,74 miliar di antaranya adalah nilai ekspor, sedangkan, US$ 11 miliar sisanya adalah nilai konsumsi lokal.

Dari tahun ke tahun, permintaan serta jumlah pembelian produk busana baik untuk pria dan wanita secara online tumbuh dengan pesat. Tiidak hanya didominasi oleh merek-merek luar negeri, merek dalam negeri pun sudah mulai bermunculan. Contoh busana yang sering diproduksi oleh merek lokal adalah baju muslim, baju anak-anak, kemeja, dan tas.
Β 
Menurut data Kementerian Perindustrian, nilai perdagangan fashion atau tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional diperkirakan mampu menembus angka US$ 25,74 miliar (Rp 238,99 triliun) setiap tahunnya. Tingginya pencapaian tersebut menyusul adanya peningkatan produksi serta kenaikan konsumsi setiap tahun.

Dari jumlah itu, sekitar US$ 14,74 miliar di antaranya adalah nilai ekspor, sedangkan, US$ 11 miliar sisanya adalah nilai konsumsi lokal.

Membeli produk buku secara online kini menjadi trend penikmat buku saat ini. Umumnya harga buku yang dijual secara online lebih murah dibandingkan harga di toko konvensional. Apalagi saat ini juga hadir buku elektronik atau disebut juga e-book mempermudah kegiatan membaca lebih praktis langsung dari gadget Anda.

Besarnya pasar untuk produk buku dan e-book ini juga telah membuat raksasa Google pun ikut membuka Google Play Book di application store-nya. Namun tidak perlu khawatir, trend produksi buku online (e-book) di Indonesia berkembang cukup pesat. Sehingga perdagangan buku online buatan dalam negeri bisa menjadi tuan rumah di negaranya sendiri.

Membeli produk buku secara online kini menjadi trend penikmat buku saat ini. Umumnya harga buku yang dijual secara online lebih murah dibandingkan harga di toko konvensional. Apalagi saat ini juga hadir buku elektronik atau disebut juga e-book mempermudah kegiatan membaca lebih praktis langsung dari gadget Anda.

Besarnya pasar untuk produk buku dan e-book ini juga telah membuat raksasa Google pun ikut membuka Google Play Book di application store-nya. Namun tidak perlu khawatir, trend produksi buku online (e-book) di Indonesia berkembang cukup pesat. Sehingga perdagangan buku online buatan dalam negeri bisa menjadi tuan rumah di negaranya sendiri.

Pasar untuk kategori produk yang satu ini sebenarnya tidak terlalu besar. Namun karena harga barang per unitnya seperti smartphone, tablet, TV dan laptop umumnya cukup tinggi (hingga jutaan rupiah), membuat nominal omset yang diperoleh sangatlah besar. Sehingga produk elektronik yang dijual online pun umumnya lebih murah dibandingkan harga secara offline.

Menurut data Kementerian Perindustrian, pasar produk-produk elektronik, termasuk alat telekomunikasi seperti handphone dan smartphone, di Indonesia pada 2014 diperkirakan mencapai Rp 152,4 triliun, naik 10% dibanding 2013 sebesar Rp 138,6 triliun.

Sementara nilai pasar elektronika di tahun 2010 sebesar Rp 83 triliun dengan pertumbuhan 17% dari tahun sebelumnya, 2011 sebesar Rp 98,77 triliun dengan pertumbuhan 19%, 2012 sebesar Rp 118,5 triliun dengan pertumbuhan 20%, 2013 sebesar Rp 138,6 triliun dengan pertumbuhan 17%.

Dari nilai pasar produk elektronik tersebut, sekitar 40%-50% dari total pasar merupakan nilai pasar alat telekomunikasi, berupa handphone dan smartphone. Itu berarti, di 2013 nilai pasar alat telekomunikasi mencapai Rp 55,4 triliun - Rp 69,3 triliun.

Lebih dari 80% produk elektronik yang terjual di Indonesia berada di kisaran harga di bawah Rp 2 juta. Pemerintah sendiri mentargetkan pertumbuhan industri elektronik sebesar 10% selama empat tahun ke depan. Saat ini ada 235 perusahaan yang bergerak di industri elektronik.

Pasar untuk kategori produk yang satu ini sebenarnya tidak terlalu besar. Namun karena harga barang per unitnya seperti smartphone, tablet, TV dan laptop umumnya cukup tinggi (hingga jutaan rupiah), membuat nominal omset yang diperoleh sangatlah besar. Sehingga produk elektronik yang dijual online pun umumnya lebih murah dibandingkan harga secara offline.

Menurut data Kementerian Perindustrian, pasar produk-produk elektronik, termasuk alat telekomunikasi seperti handphone dan smartphone, di Indonesia pada 2014 diperkirakan mencapai Rp 152,4 triliun, naik 10% dibanding 2013 sebesar Rp 138,6 triliun.

Sementara nilai pasar elektronika di tahun 2010 sebesar Rp 83 triliun dengan pertumbuhan 17% dari tahun sebelumnya, 2011 sebesar Rp 98,77 triliun dengan pertumbuhan 19%, 2012 sebesar Rp 118,5 triliun dengan pertumbuhan 20%, 2013 sebesar Rp 138,6 triliun dengan pertumbuhan 17%.

Dari nilai pasar produk elektronik tersebut, sekitar 40%-50% dari total pasar merupakan nilai pasar alat telekomunikasi, berupa handphone dan smartphone. Itu berarti, di 2013 nilai pasar alat telekomunikasi mencapai Rp 55,4 triliun - Rp 69,3 triliun.

Lebih dari 80% produk elektronik yang terjual di Indonesia berada di kisaran harga di bawah Rp 2 juta. Pemerintah sendiri mentargetkan pertumbuhan industri elektronik sebesar 10% selama empat tahun ke depan. Saat ini ada 235 perusahaan yang bergerak di industri elektronik.

Produk yang tidak biasa ditemui di toko online lain pada umumnya juga memiliki prospek yang bagus di 2014. Ini dikarenakan masih banyak konsumen Indonesia yang memilih berbelanja online dibandingkan konvensional, karena beranggapan bahwa toko online lebih menawarkan keragaman produk serta keunikan.

Produk-produk yang laku sebenarnya adalah produk handycraft (buatan tangan) yang unik dan khas. Bahkan tidak jarang, banyak pembeli yang memesan produk buatan tangan adalah dari negara lain.

Melihat transaksi produk handycraft di Indonesia dalam periode 2009-2013 untuk ekspor mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,61% per tahun dengan dengan total ekspor kerajinan Indonesia tahun 2013 mencapai US$ 669,16 juta.

Ekspor produk kerajinan Indonesia antara lain adalah ornamen dari kayu seperti patung dengan nilai ekspor US$ 98,9 juta atau berkontribusi sebesar 14,79%, keranjang dan barang anyaman sebesar US$ 69,57 juta yang berkontribusi sebesar 10,4%, frame dari kayu sebesar US$ 51,48 juta berkontribusi 7,69%, dan produk kerajinan untuk alat rumah tangga dengan nilai ekspor US$ 37,72 juta berkontribusi sebesar 5,64%.

Negara utama tujuan ekspor produk kerajinan Indonesia pada tahun 2013 adalah Amerika Serikat dengan nilai ekspor US$ 301,29 juta dan pangsa ekspor mencapai 45,03%, Jepang dengan nilai ekspor US$ 76,4 juta (11,42%), Inggris sebesar US$ 29,02 juta dengan pangsa ekspor 4,34%, disusul Jerman dengan nilai ekspor US$ 25,4 juta dengan pangsa 3,8%, dan Hong Kong dengan nilai ekspor US$ 21,28 juta (3,18%). Tren ekspor produk kerajinan ke Hong Kong juga cukup besar mencapai 94,9%.

Produk yang tidak biasa ditemui di toko online lain pada umumnya juga memiliki prospek yang bagus di 2014. Ini dikarenakan masih banyak konsumen Indonesia yang memilih berbelanja online dibandingkan konvensional, karena beranggapan bahwa toko online lebih menawarkan keragaman produk serta keunikan.

Produk-produk yang laku sebenarnya adalah produk handycraft (buatan tangan) yang unik dan khas. Bahkan tidak jarang, banyak pembeli yang memesan produk buatan tangan adalah dari negara lain.

Melihat transaksi produk handycraft di Indonesia dalam periode 2009-2013 untuk ekspor mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,61% per tahun dengan dengan total ekspor kerajinan Indonesia tahun 2013 mencapai US$ 669,16 juta.

Ekspor produk kerajinan Indonesia antara lain adalah ornamen dari kayu seperti patung dengan nilai ekspor US$ 98,9 juta atau berkontribusi sebesar 14,79%, keranjang dan barang anyaman sebesar US$ 69,57 juta yang berkontribusi sebesar 10,4%, frame dari kayu sebesar US$ 51,48 juta berkontribusi 7,69%, dan produk kerajinan untuk alat rumah tangga dengan nilai ekspor US$ 37,72 juta berkontribusi sebesar 5,64%.

Negara utama tujuan ekspor produk kerajinan Indonesia pada tahun 2013 adalah Amerika Serikat dengan nilai ekspor US$ 301,29 juta dan pangsa ekspor mencapai 45,03%, Jepang dengan nilai ekspor US$ 76,4 juta (11,42%), Inggris sebesar US$ 29,02 juta dengan pangsa ekspor 4,34%, disusul Jerman dengan nilai ekspor US$ 25,4 juta dengan pangsa 3,8%, dan Hong Kong dengan nilai ekspor US$ 21,28 juta (3,18%). Tren ekspor produk kerajinan ke Hong Kong juga cukup besar mencapai 94,9%.

Hide Ads