Induk perusahaan Facebook, Meta, berjuang untuk memangkas beban perusahaan akibat harga saham yang turun. Meta dikabarkan telah memberlakukan "daftar 30 hari" yang mengharuskan beberapa karyawan mencari pekerjaan baru atau meninggalkan perusahaan.
Ultimatum menakutkan bagi beberapa staf diberlakukan CEO Mark Zuckerberg dan eksekutif lainnya. Meta dilaporkan ingin memangkas beban perusahaan sebesar 10% atau lebih.
Menurut laporan Wall Street Journal, pekerja yang masuk "daftar 30 hari" lalu tidak mendapatkan pekerjaan baru bisa diberhentikan. Praktik ini telah dilakukan Meta sebelumnya pada karyawan berkinerja rendah.
Juru bicara Meta Tracy Clayton menolak berkomentar banyak soal ancaman PHK di perusahaannya. Ia menyebut kebijakan itu sebenarnya membantu Meta untuk mempertahankan karyawan berbakat.
"Kami telah mengumumkan kepada publik tentang perlunya adanya pergeseran tim untuk memenuhi tantangan," kata Clayton, dikutip dari New York Post, Jumat (23/9/2022).
Clayton juga merujuk komentar dari Mark Zuckerberg Juli lalu terkait penurunan pendapatan kuartalan perusahaan untuk pertama kalinya. Beberapa bulan terakhir basis pengguna Meta mengalami stagnasi akibat ketatnya persaingan, seperti dari TikTok
Pada saat itu, Zuckerberg berencana mengurangi pertumbuhan jumlah karyawan sampai tahun depan. Ia pun mengakui akan terjadi penyusutan tim.
"Ini adalah periode yang menuntut lebih banyak intensitas, dan saya berharap kita bisa menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dengan sumber daya yang lebih sedikit," kata Zuckerberg.
Meta belum bergabung dengan perusahaan teknologi terkemuka lainnya dalam melakukan PHK secara resmi. Meskipun sumber mengatakan kepada Journal bahwa pengurangan staf hingga saat ini bisa menjadi awalan untuk PHK.
Kekayaan bersih Zuckerberg anjlok hingga US$ 71 miliar dan tersisa US$ 55 miliar. Ini terjadi karena Meta mengalami perubahan yang kompleks dalam persiapannya menuju metaverse.
(hns/hns)