Kerak Telor Bang Ishak terpuruk gegara pandemi COVID-19. Berkat modal dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro, usaha kerak telornya 'hidup' kembali.
Usaha kerak telor Bang Ishak langganan mejeng di Pekan Raya Jakarta (PRJ) setiap tahunnya. Bahkan, sudah menjadi tradisi sejak PRJ dihelat di Monas pada 1968. Saat itu, usaha kerak telor masih berada di tangan ayah Ishak Yahya. Ishak merupakan generasi keempat usaha kerak telor khas Betawi.
Tetapi, pandemi menghentikan tradisi itu. Ishak menyerah. PRJ disetop, berjualan di pinggir jalan juga dilarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di rumah tidak ada warung kerak telor, kami mangkal. Jadi, selama pandemi itu benar-benar setop," kata Ishak dalam perbincangan dengan detikTravel di acara Panen Hadiah Simpedes di Usman Harun Sport Center, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (20/5/2023).
Nah, saat PRJ dihelat lagi pada 2022, Ishak memilih absen membuka stand sendiri. Dia memilih menjadi bantu-bantu adiknya yang mengikuti pameran di acara itu.
Barulah setahun kemudian, pria 48 tahun itu memutuskan untuk mengikuti PRJ lagi. Dia pun membutuhkan modal lebih besar untuk membayar sewa stand di PRJ.
Bagaimanapun, Ishak ingin kerak telornya berlanjut mejeng di PRJ. Ya, kerak telor, yang merupakan jajanan khas Betawi, dengan bahan utama telur ayam (bebek) dan beras ketan putih, ditambah serundeng atau parutan kelapa berbumbu, dan bumbu khas lainnya, merupakan jajanan wajib di perhelatan ulang tahun Jakarta itu.
"Waktu itu butuh modal buat sewa stand di PRJ. Saya ambil Rp 20 juta. Prosesnya mudah kok. Saya UMKM binaan Jakpreneur, kemudian saya berkonsultasi kepada pembina untuk ngajuin dana. Oleh dia disarankan untuk ambil KUR BRI," kata Ishak.
"Besoknya ada orang BRI survei, hanya dua hari KUR disetujui," dia menambahkan.
Setelah KUR cair, Ishak pun bisa melanjutkan tradisi yang sudah dibangun oleh orang tuanya di PRJ atau yang sekarang disebut sebagai Jakarta Fair. Selain kerak telor, Ishak juga menyajikan toge goreng dan selendang mayang.
Ishak bersikukuh kerak telor, toge goreng, dan selendang mayangnya otentik Betawi. Dia adalah salah satu warga dari Mampang Prapatan yang memang merupakan biangnya kerak telor.
"Spesialnya memakai telor bebek dan beras ketan putih. Jangan salah pilih, saya generasi keempat. Saya jamin ini otentik, khas Betawi," kata Ishak.
Sementara itu, Manager Bisnis Mikro BRI Pasar Minggu Setiawan menegaskan KUR yang diambil oleh Ishak termasuk dalam KUR Mikro.
"Syarat utamanya harus memiliki usaha minimal sudah jalan enam bulan, usaha produktif berupa barang atau nonproduktif (jasa). Yang lainnya, tidak sedang menerima kredit dari perbankan kecuali kredit konsumtif seperti KPR, KKB, dan, Kartu Kredit, juga persyaratan administrasi, berupa bukti identitas KTP, Kartu Keluarga (KK), dan surat ijin usaha," kata Setiawan.
Menurut Setiawan, KUR Mikro bisa mencapai Rp 500 juta. Penentuan nominal kredit ditentukan melalui survei oleh petugas BRI.
"Biasanya besarannya bertahan. Pemberian kredit itu dihitung dengan melihat kelayakan usaha dan kemampuan membayar dari nasabah, tolok ukur penyaluran kredit bukan semata-mata kebutuhan dari nasabah, tetapi kemampuan. Karena, salah satu tujuan dari KUR ini adalah melakukan pemberdayaan, jangan sampai malah jadi masalah," dia menjelaskan.
(fem/hns)