Ini Dia Untungnya Jika RI Transisi ke Ekonomi Hijau

Ini Dia Untungnya Jika RI Transisi ke Ekonomi Hijau

Retno Ayuningrum - detikFinance
Selasa, 23 Jul 2024 15:28 WIB
Ilustrasi Green Economy
Ilustrasi - Foto: Shutterstock
Jakarta - Pengembangan ekonomi hijau dinilai mempunyai potensi besar mencapai Rp 4.376 triliun dalam 10 tahun ke depan. Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira.

"Dari estimasi CELIOS, ekonomi hijau punya potensi yang cukup besar mencapai Rp 4.376 triliun ke output ekonomi nasional dalam 10 tahun ke depan," kata Bhima kepada detikcom, Selasa (23/7/2024).

Dia menjelaskan beberapa sektor yang potensial, seperti transisi energi. Transisi energi tersebut dimulai dari skema pergeseran dari energi surya, mikro hidro, dan energi angin.

Selain itu, kebutuhan industri komponen untuk energi baru terbarukan (EBT) dapat membawa multiplier efek. Di antaranya, menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, hingga mencegah deindustrialisasi prematur.

"Investasi di transmisi EBT khususnya di luar Pulau Jawa bisa memicu efek meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)," jelasnya.

Adapun potensi lainnya, seperti ekonomi restoratif atau model ekonomi yang menggabungkan pemulihan alam dengan bisnis berkeliling. Misalnya, perkebunan kakao dan kopi di Flores yang mengambil konsep agroforestri. Dengan konsep tersebut, tutupan lahan tetap terjaga dan petani tetap mengambil manfaat komoditas di lahan tersebut.

Dia pun menyarankan agar ekonomi hijau dijadikan pilihan utama ekonomi dibanding ekonomi berbasis ekstraktif. Pasalnya, ekonomi hijau mempunyai efek berganda jauh lebih besar dan sejalan dengan pemerataan ekonomi.

"Ekonomi hijau sebaiknya dijadikan pilihan utama ekonomi dibanding ekonomi berbasis ekstraktif karena efek berganda nya jauh lebih besar dan sejalan dengan semangat pemerataan ekonomi," tambahnya. (kil/kil)