.webp)
Melansir dari akun Instagram @adhikaryaid, dengan menggunakan teknologi RDF ini diproyeksikan dapat menampung dan mengolah sampah yang semula hanya 100 ton per hari jadi 2.000 ton per hari. Digadang-gadang, proyek yang terletak di tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Bantar Gebang ini menjadi yang terbesar se-Indonesia.
"ADHI terus berkomitmen menerapkan prinsip ESG di setiap proyek, termasuk proyek RDF Bantargebang yang inovatif. Proyek ini menjawab masalah sampah di Jakarta dengan memanfaatkan teknologi Refused Derived Fuel (RDF), yang dapat mengubah sampah menjadi bahan bakar," tulis akun Instagram @adhikaryaid, dikutip Minggu (28/7/2024).
Lebih lanjut, dengan teknologi ini sampah anorganik akan dipilah dan dikeringkan sehingga kadar airnya di bawah 25%. Kemudian dihancurkan menjadi ukuran kecil sekitar 2 sampai 10 cm.
Sampah yang sudah diolah tersebut dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif oleh industri yang prosesnya terdapat pembakaran menggunakan bahan bakar fosil batu bara, seperti pabrik semen dan PLTU.
Dengan langkah ini, ADHI tidak hanya fokus pada konstruksi fisik. Namun, juga memberikan solusi berkelanjutan terhadap isu lingkungan.
"Proyek ini menunjukkan keseriusan ADHI dalam memberikan dampak positif yang lebih besar di bidang konstruksi dan menjawab tantangan lingkungan," terangnya. (kil/kil)
