Direktur Health, Safety and Environment Harita Nickel, Tonny Gultom mengatakan saat ini pihaknya sudah berhasil mengolah nickel slag menjadi bahan bangunan. Pihaknya menggunakan nickel slag sebagai bahan untuk membuat batako yang digunakan untuk bangunan di daerah pabrik.
"Kami memanfaatkan material dari sisa, antara lain slag nikel kami gunakan untuk batako, untuk semua bangunan yang kami dirikan di daerah pabrik itu menggunakan material dari sisa hasil produksi," kata Tonny dalam acara Anugerah Ekonomi Hijau detikcom di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Selasa (30/7/2024).
Selain itu, Harita Nickel juga disebut memanfaatkan minyak jelantah di pabrik untuk menggantikan batu bara. "Ini adalah salah satu teknologi yang kami gunakan untuk menurunkan emisi," tambahnya.
Selain itu, perseroan juga menargetkan untuk membangun solar panel sebesar 300 megawatt peak (MWp) yang akan dibangun di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Langkah ini sebagai upaya transisi energi untuk mengurangi emisi karbon.
"Saat ini ada 200 kWp yang sudah terbangun dan kami akan membangun tahun ini untuk 48 MW dari target kami 300 MWp yang akan dibangun," bebernya.
Atas upayanya itu, Harita Nickel memperoleh penghargaan dalam Anugerah Ekonomi Hijau detikcom terkait Perusahaan yang Berinvestasi Pada Teknologi Ramah Lingkungan. Pihaknya berterima kasih atas kepercayaan tersebut.
"Ini merupakan suatu pengakuan bahwa apa yang kami lakukan itu memenuhi dari apa yang diharapkan oleh publik. Itu harapan kami dan komitmen kami adalah tetap, kami melakukan yang terbaik dalam birokrasi kami, mementingkan ESG sebagai bagian dari kegiatan korporasi kami," ucapnya. (aid/das)