Tersertifikasi, Ini Cara Lion Group Lakukan Perawatan Pesawat Ramah Lingkungan

Anugerah Ekonomi Hijau

Tersertifikasi, Ini Cara Lion Group Lakukan Perawatan Pesawat Ramah Lingkungan

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Kamis, 01 Agu 2024 14:08 WIB
Pesawat Lion Air
Pesawat Lion Air/Foto: dok. Lion Group
Jakarta - Lion Group tidak main-main menerapkan aspek keberlanjutan dan dampak terhadap lingkungan dalam setiap lini bisnisnya. Termasuk di dalamnya terkait proses perawatan pesawat melalui salah satu entitas bisnis Batam Aero Technic (BAT).

Presiden Direktur Lion Group, Daniel Putut Kuncoro Adi, mengatakan proses perawatan pesawat merupakan salah satu faktor penting bagi perusahaan untuk menjamin kenyamanan dan keamanan penumpang saat menggunakan layanan maskapai. Untuk itu seluruh proses ini harus sudah tersertifikasi khususnya dari Kementerian Perhubungan.

"Kita namanya penerbangan selalu memprioritaskan keselamatan, kemudian tentunya kita juga dilakukan khususnya hangar perawatan pesawat yang mendapatkan sertifikasi Kementerian Perhubungan dan kemudian Kementerian Perhubungan negara lain pun melakukan audit kepada kami," kata Daniel dalam acara Anugerah Ekonomi Hijau detikcom di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Selasa (30/7/2024).

Bersamaan dengan itu, proses ini sering kali memberikan dampak lingkungan seperti limbah hasil perawatan seluruh bagian pesawat. Karenanya Lion Group merancang seluruh proses ini menjadi lebih ramah lingkungan mulai dari desain hangar ramah lingkungan sampai penggunaan teknologi perawatan yang lebih efektif.

Kemudian ia juga menyebut proses pemilihan bahan dan produk perawatan pesawat juga sangat dipertimbangkan dampaknya. Oleh karena itu Daniel memastikan pihaknya telah tepat dalam menggunakan material yang baik bagi lingkungan.

"Kita sudah melaksanakan (perawatan pesawat ramah lingkungan) di Batam Aero Technic, jadi mulai dari desain hangar-nya, kemudian dari desain peralatannya, termasuk pemilihan teknologinya (perawatan) untuk bisa membangun hangar perawatan pesawat yang ramah lingkungan," jelasnya.

"Kita sudah ada dari proses amdal sampai recycle air, kemudian kita juga sudah melakukan pengiritan air untuk pencucian pesawat. Tentu limbah air maupun limbah lainnya sudah kita recycle sehingga Batam Technic itu bisa dikatakan ramah lingkungan," tutur Daniel lagi.

Di luar itu, Daniel juga mengatakan ke depannya bahan bakar fosil lambat laun akan segera ditinggalkan dan beralih pada SAF (sustainable aviation fuel) yang lebih ramah lingkungan. Ia bersama stakeholder di Lion Group mengharapkan dari bahan bakar SAF ini bisa memberikan efisiensi dan juga menekan dari sisi biaya.

"Kami bersama manufaktur berkomunikasi terus, kemudian kita juga mulai mengadakan pendekatan terhadap yang namanya transportasi sekarang masih menggunakan bahan bakar fosil, tapi kita sudah mulai mencoba mencari teknologi SAF atau sustainable aviation fuel. Nah ini kita sudah bekerja sama dengan stakeholder kami untuk ke depan kita akan menggunakan tetap bahan bakar yang lebih ramah lingkungan," kata dia.

"Karena di Indonesia pun SAF ini sedang di develop dan harapan kita nanti SAF tadi bisa menjadi satu komponen yang lebih efisien dan lebih costless lah, tidak mahal lah seperti yang mungkin sekarang terjadi," ujar Daniel. (fdl/fdl)