Kala Anak Muda Berkumpul Bahas Upaya Transisi Energi RI

Kala Anak Muda Berkumpul Bahas Upaya Transisi Energi RI

Samuel Gading - detikFinance
Selasa, 06 Agu 2024 10:40 WIB
Youth Energy and Environment Council (YEC), organisasi yang berfokus pada isu energi terbarukan dan lingkungan, pada Senin (8/6) berkumpul melakukan dialog strategis.
Youth Energy and Environment Council (YEC), organisasi yang berfokus pada isu energi terbarukan dan lingkungan, pada Senin (8/6) berkumpul melakukan dialog strategis - Foto: detikcom/Samuel Gading
Jakarta - Youth Energy and Environment Council (YEC), organisasi yang berfokus pada isu energi terbarukan dan lingkungan, pada Senin (8/6) berkumpul melakukan dialog strategis. Dialog dilakukan untuk menyambut agenda Road to Indonesia International Sustainability Forum (ISF) yang digelar pada September 2024.

Berbagai diskusi dilakukan dalam dialog tersebut, mulai dari infrastruktur dan transportasi berkelanjutan, transisi energi, pengendalian polusi, sampai industri berkelanjutan. Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin berbicara tentang pentingnya transformasi sektor transportasi untuk mendukung inisiatif hijau.

Ia menekankan pentingnya sistem transportasi massal yang efisien, peningkatan penggunaan kendaraan listrik, dan perencanaan tata ruang kota yang ramah lingkungan. Menurut Rachmat, upaya transisi energi juga harus dibarengi dengan upaya mendorong kesejahteraan masyarakat.

"Intinya kita mau bilang, bahwa swasembada energi juga harus dibarengi kesejahteraan sambil menjaga lingkungan," ungkap Rachmat di Common Ground, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2024).

Adapun Pelaksana Tugas Pertamina NRE Fadli Rahman dalam agenda tersebut menguraikan strategi pemerintah dalam mempercepat transisi dari energi fosil ke energi terbarukan. Diskusi menyoroti tantangan dan peluang dalam mencapai target bauran energi baru dan terbarukan (EBT), serta bagaimana kolaborasi antara kebijakan pemerintah dan inovasi sektor swasta dapat memainkan peran kunci dalam proses transisi energi.

Sementara CEO Pijar Foundation Ferro Ferizka memaparkan pentingnya mengidentifikasi sumber utama polusi dan membahas kebijakan efektif untuk mengurangi emisi serta dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. Diskusi pun mencakup teknologi dan regulasi yang diperlukan untuk menangani masalah polusi secara menyeluruh.

Adapun Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha ID FOOD Dirgayuza Setiawan menjelaskan industri perlu berperan dalam mengurangi emisi karbon dan mendorong praktik bisnis yang berkelanjutan. Ia menyoroti pentingnya upaya untuk menekankan emisi guna mengurangi polusi yang bisa mempengaruhi kesejahteraan masyarakat Indonesia.

"Pertumbuhan ekonomi tidak banyak artinya kalau rakyat kita sakit, kita butuh rakyat kita bekerja lebih baik dengan penghasilan lebih baik. Dengan rata-rata gaji 6,5 juta, kita perlu meningkatkan produktivitas agar Indonesia menjadi negara maju, tapi hal ini tidak mungkin tercapai kalau rakyatnya tidak sehat," bebernya.

Adapun Staf Khusus Presiden RI Billy Mambrasar menegaskan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam proses transisi energi. Ia mengatakan pemerintah saat ini sudah berkomitmen untuk bekerja sama dengan Dewan Energi Nasional dan melibatkan anak-anak muda melalui YEC dalam sosialisasi dan diskusi tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED).

Secretary General YEC Satya Hangga mengharapkan diskusi yang dilaksanakan dapat dapat menciptakan solusi inovatif dan berkelanjutan untuk tantangan lingkungan yang semakin kompleks. Dialog tersebut dinilainya dapat memberikan masukan berharga bagi pembuat kebijakan, pelaku usaha, dan masyarakat sipil dalam upaya membangun Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan.

"Kolaborasi lintas sektor dan keterlibatan generasi muda merupakan kunci utama dalam mencapai target-target transisi energi di masa depan," jelas dia. (kil/kil)