Menteri PPN: RI Alami Kepunahan Keanekaragaman Hayati!

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 08 Agu 2024 11:21 WIB
Foto: Shafira Cendra Arini/detik.com
Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyatakan Indonesia mengalami kepunahan keanekaragaman hayati (biodiversity). Sebanyak 950 spesies Indonesia disebut masuk dalam 15.336 spesies yang terancam punah menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Hal itu dikatakan Suharso dalam Peluncuran Strategi dan Rencana Aksi Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan/IBSAP) 2025-2045. Dokumen ini diharapkan bisa menjadi panduan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga keanekaragaman hayati di Indonesia.

"Indonesia mengalami kepunahan biodiversity. Tercatat 950 spesies Indonesia masuk dalam 15.336 spesies International Union for Conservation of Nature yang terancam punah: 251 ikan, 222 mamalia, 125 terumbu karang, 169 jenis burung dan 127 lainnya," kata Suharso, Kamis (8/8/2024).

Suharso menyebut terdapat tiga tujuan utama dalam IBSAP 2025-2045, yakni kelestarian ekosistem spesies dan genetik, pemanfaatan yang berkelanjutan dan didukung oleh kaidah pelaksanaan yang dapat mewujudkan kelestarian keanekaragaman hayati. Dalam dokumen itu juga terdapat ukuran yang jelas untuk menilai capaian setiap tujuan dan target.

"Ke depan dokumen ini dirancang dengan cakupan strategis untuk arahan kebijakan pengelolaan keanekaragaman hayati menuju visi Indonesia Emas 2045 dan diselaraskan dengan RPJPN 2025-2045 dan rancangan RPJMN 2025-2029," beber Suharso.

Pentingnya Menjaga Keanekaragaman Hayati

Peluncuran IBSAP 2025-2045 dilakukan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. "Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Strategi dan Rencana Aksi Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Indonesia 2025-2045 secara resmi saya luncurkan," katanya.

Melalui IBSAP 2025-2045, semua pihak diminta turut berpartisipasi dalam menjaga keanekaragaman hayati dengan ikut memantau dan mengelola berbagai langkah-langkah pelestarian lingkungan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

"Dokumen perencanaan ini sejalan dengan pembangunan jangka panjang nasional yang akan menjadikan pengelolaan keanekaragaman hayati sebagai salah satu instrumen mewujudkan Indonesia Emas 2045," jelas Ma'ruf Amin.

Ma'ruf Amin mengingatkan bahwa keanekaragaman hayati sangat vital bagi kelangsungan hidup manusia mulai dari kebutuhan makanan, energi, air, hingga seluruh sistem kehidupan di bumi. Ironisnya, krisis keanekaragaman hayati berada di depan mata dan menjadi ancaman semua.

"Meski berbagai upaya telah kita lakukan, krisis keanekaragaman hayati masih sangat sering terjadi seperti peningkatan polusi yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim dan berdampak pada hilangnya keanekaragaman hayati. Oleh sebab itu dampak krisis ini harus segera ditangani secara komprehensif dan progresif agar sumber pangan kita dan generasi mendatang tetap tersedia dan turut mengakselerasi pembangunan," ucapnya.

Sebagai negara dengan kekayaan alam dan laut yang melimpah, Indonesia disebut sebagai negara dengan jumlah keanekaragaman hayati terbesar di dunia, dengan 22 tipe ekosistem alami yang tersebar pada 7 wilayah ekoregion dengan kekhasan masing-masing. Indonesia juga diakui sebagai salah satu negara dengan jumlah spesies endemik burung mamalia dan reptil terbesar di dunia.

"Seluruh keanekaragaman hayati ini menjadi masa depan Indonesia dan modal pembangunan berkelanjutan. Potensi besar ini harus dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan menggunakan prinsip-prinsip yang ramah lingkungan, seimbang, berkeadilan, sistematis, terukur dan partisipatif. Dengan demikian keanekaragaman hayati Indonesia tidak hanya dapat mendukung ketahanan pangan dan energi, tapi juga sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru melalui pengembangan ekonomi hijau dan biru," pesan Ma'ruf Amin.


(aid/rrd)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork