Hanif mengatakan tujuan yang pertama Paviliun Indonesia didirikan adalah untuk melakukan soft diplomacy untuk memperkuat aksi, strategi, dan inovasi iklim Indonesia di panggung dunia.
"Kami ingin berbagi perjalanan, pencapaian, dan bahkan tantangan kami, dalam semangat transparansi dan kolaborasi," beber Hanif saat membuka Paviliun Indonesia di Baku Olympic Stadium, Senin (11/11/2024).
Kedua, paviliun ini bertujuan untuk mempromosikan program pengendalian perubahan iklim Indonesia secara konstruktif, integratif, dan elaboratif.
"Kami percaya bahwa dengan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, LSM, sektor swasta, dan masyarakat sipil, kami dapat menciptakan pendekatan yang komprehensif dan inklusif untuk mengatasi tantangan iklim," ungkap Hanif.
Terakhir, Paviliun Indonesia merupakan platform untuk mengeksplorasi ide-ide baru, menjalin kemitraan baru, dan menciptakan peluang yang memperkuat ketahanan iklim di Indonesia dan sekitarnya.
Hanif memaparkan tema Paviliun Indonesia di COP 29 adalah, 'Berkelanjutan, Lebih Kuat Bersama.' Konsep ini menggarisbawahi keyakinan Indonesia bahwa hanya melalui kerja sama antar negara, antar sektor, dan antar komunitas dunia dapat mencapai tingkat ambisi yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan iklim secara langsung.
"Hari ini, kami membuka ruang yang melampaui ruang negosiasi tradisional. Paviliun ini akan menjadi tempat dialog bertemu aksi, tempat ide dipertukarkan secara bebas, dan tempat berbagai pemangku kepentingan dapat bergabung untuk memajukan solusi iklim," beber Hanif. (hal/rrd)