Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan target itu telah diumumkan Presiden Prabowo Subianto dalam agenda Conference of the Parties (COP) 29.
"Arahan Presiden Prabowo Subianto, kita perlu menyeimbangkan antara pertumbuhan dan keberlanjutan lingkungan. Telah diumumkan dalam COP29 mulai hari ini hingga 2040, 75 gigawatt kapasitas tambahan akan berasal dari energi terbarukan," kata dia dalam panel diskusi di Mandiri Investment Forum (MIF) Indonesia 2025 di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, Selasa (11/2/2025).
Artinya, kata dia, perlu peralihan yang besar dari energi berasal dari fosil ke energi baru terbarukan. Sayangnya, sumber daya alam untuk energi terbarukan letaknya jauh dari pusat pemintaan listrik terbesar.
"Ada potensi besar hidro di Aceh. Pertanyaannya, bisakah kita merelokasi hidro dari Aceh ke Jawa Barat karena pusat permintaan di Jawa Barat? Saya telah mencoba melakukannya. Itu belum berhasil sampai hari ini," pria yang akrab disapa Darmo itu.
Darmo menyebut itulah tantangan Indonesia dalam transisi ke energi baru terbarukan. "Saya telah mencoba merelokasi geothermal di Sumatera hingga ke Jawa Tengah dan Jawa Timur yang merupakan lokasi episentrum permintaan. Itu belum terlalu berhasil," tambahnya.
PLN dengan pemerintah telah mencoba menganalisis bagaimana menyambungkan energi terbarukan itu ke pusat kebutuhan listrik terbesar. Analisis itu dilakukan bersama Badan Energi Internasional dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).Hasil diskusi itu ternyata Indonesia memerlukan jaringan transmisi sepanjang lebih dari 63.000 kilometer.
"Dari hari ini hingga 2034, 48.000 kilometer jaringan transmisi. Dari hari ini hingga 2040, 63.000 kilometer jaringan transmisi," pungkasnya.
(acd/acd)