RI Mesti Bangun Jaringan 63 Ribu Km buat Manfaatkan EBT, Butuh Rp 3.800 T

RI Mesti Bangun Jaringan 63 Ribu Km buat Manfaatkan EBT, Butuh Rp 3.800 T

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 11 Feb 2025 16:47 WIB
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo saat Konferensi Pers Kesiapan PLN dan Pertamina dalam rangka Natal dan Tahun Baru yang digelar di Media Center Kementerian BUMN, Jakarta pada Senin (9/12/2024)
Foto: Dok Istimewa
Jakarta - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkap Indonesia membutuhkan dana hingga US$ 235 miliar atau setara Rp 3.843,6 triliun (kurs Rp 16.356) untuk menghubungkan energi baru terbarukan. Darmawan mengatakan, Indonesia memang memiliki sumber daya energi terbarukan yang besar.

Namun, kata dia, sumber energi terbarukan itu berada di luar Jawa. Oleh karena itu, dibutuhkan jaringan transmisi guna menyambungkan sumber energi itu ke pusat-pusat permintaan listrik.

"Kita perlu membangun jaringan transmisi yang memungkinkan jaringan yang panjang, smart grid, smart control system, smart meter, semuanya. Jadi, biaya dari hari ini hingga 2040 kira-kira US$ 235 miliar," kata dia dalam panel diskusi di Mandiri Investment Forum (MIF) Indonesia 2025 di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, Selasa (11/2/2025).

Dia mengatakan, pihaknya telah mencoba untuk menyambungkan energi terbarukan ke Pulau Jawa tapi sampai sekarang belum juga berhasil. Dia juga mencontohkan bagaimana geothermal yang ada di Sumatera tersambung ke Pulau Jawa.

"Saya telah mencoba merelokasi geothermal di Sumatera hingga ke Jawa Tengah dan Jawa Timur yang merupakan lokasi episentrum permintaan. Ini belum berhasil. Ada ketidaksesuaian lokasi sumber daya energi terbarukan dan juga episentrum industri dan episentrum permintaan," jelasnya.

PLN dengan pemerintah telah mencoba menganalisis bagaimana menyambungkan energi terbarukan itu ke pusat kebutuhan listrik terbesar. Analisis itu dilakukan bersama Badan Energi Internasional dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Hasil diskusi itu ternyata Indonesia memerlukan jaringan transmisi sepanjang lebih dari 68.000 kilometer.

"Dari hari ini hingga 2034, 48.000 kilometer jaringan transmisi. Dari hari ini hingga 2040, 63.000 kilometer jaringan transmisi," tambahnya. (acd/acd)