Harita Nickel Sulap Limbah Jadi Rumah buat Terumbu Karang

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 12 Agu 2025 16:55 WIB
Harita Nickel sulap limbah jadi rumah buat terumbu karang.Foto: Dok. Harita Nickel
Jakarta - Terumbu karang menjadi salah satu pondasi kehidupan laut. Biota laut ini menyediakan makanan, tempat tinggal, dan perlindungan bagi lebih dari 25% spesies laut di dunia.

Mengutip situs resmi Harita Nickel, Indonesia merupakan negara dengan terumbu karang terluas di dunia. Diperkirakan luasnya di Indonesia mencapai lebih 51 ribu kilometer persegi atau sekitar 18% dari luas seluruh terumbu karang di dunia yang diperkirakan mencapai 284,3 kilometer persegi.

Kelestarian terumbu karang harus dijaga bersama demi keberlangsungan ekosistem di dalam laut. Sejak 2021, Harita Nickel menjadi salah satu perusahaan yang melakukan restorasi terumbu karang. Ini menjadi bukti bahwa Harita menjadi perusahaan pertambangan dan teknologi pemrosesan nikel terintegrasi berkelanjutan.

Uniknya, Harita mengolah limbah nikelnya, slag nikel dan fly ash menjadi reef cube alias rumah terumbu karang. Reef cube merupakan struktur kubus berongga dari campuran semen, slag nikel, dan fly ash sebagai media tanam karang buatan. Hingga akhir 2024, sebanyak 1.871 reef cube telah ditempatkan di dasar laut.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh tim Environmental Marine Harita Nickel pada periode Oktober 2022 hingga Desember 2024, dapat dilaporkan bahwa karang alami tumbuh dengan baik antara 0.93 cm hingga 6.64cm. Sebagai informasi, laju pertumbuhan terumbu karang berkisar di angka 0,3cm-2cm per tahun.

Tim Harita Nickel juga mencatat sebanyak 136 spesies ikan karang dari 61 genus dan 24 famili terpantau berada di area restorasi terumbu karang.

Harita Nickel juga selama ini tidak membuang sisa hasil produksi ke laut dan membangun sediment pond untuk menyaring air limpasan tambang. Hal ini mencegah sedimentasi berlebih yang bisa merusak terumbu karang.

Di Harita Nickel, terdapat Divisi Environment Marine yang secara khusus bertugas memastikan perairan Pulau Obi tetap terjaga dalam kondisi baik.

Tim ini melakukan pemantauan harian, bulanan, hingga triwulanan terhadap kondisi laut. Setiap enam bulan sekali, mereka juga bekerja sama dengan pakar independen untuk menguji kualitas perairan Pulau Obi.

Melalui pemantauan ini, Harita Nickel dapat mengidentifikasi potensi risiko sejak dini dan mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan untuk menjaga kelestarian ekosistem laut di sekitar wilayah operasional perusahaan.


(acd/acd)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork