Program ini dilakukan terhadap masyarakat di dua desa yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan, untuk dapat memanfaatkan pekarangan rumah mereka menjadi tempat bertanam. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan kemandirian pangan dan ekonomi.
Pupuk Indonesia menyandang penghargaan ini atas kontribusinya untuk meningkatkan ketahananan pangan, dengan menerapkan Program Tani Maju Makmur Sejahtera (Tajumase). Program ini diselenggarakan di dua desa di Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan telah berlangsung sejak awal 2024.
VP Communication Corporate Pupuk Indonesia Cindy Systiarani Galuhchandri mengatakan program ini selain untuk meningkatkan keterampilan petani, program Tajumase juga memberikan pendampingan kepada masyakarat.
"Selain itu juga mendirikan rumah bibit, kemudian juga mengenalkan teknik pemupukan yang tepat dan berimbang, dengan melibatkan relawan BUMN. Tentunya ini salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas, supaya masyarakat di dua desa di Lembata, yang menjadi sasaran dalam Tajumase ini, bisa memenuhi pangan mereka secara mandiri dan mengintegrasikan pertanian serta perikanan dan kelautan di sana," ujar Cindy saat konferensi pers di acara Anugerah Ekonomi Hijau 2025, di Auditorium Bank Mega, Jakarta, Kamis (14/8/2025).
Cindy bilang, meskipun dua desa di Lembata mayoritas masyarakatnya adalah nelayan, namun bukan tidak mungkin agar mereka bisa berdaya secara mandiri dalam hal pangan.
"Tajumase ini membuktikan bagi masyarkat pesisir seperti di Lembata ini, jika diberikan pendampingan dan sarana yang tepat maka mereka bisa berdaya secara mandiri dalam hal pangan," bebernya.
Tidak cuma itu, Cindy menegaskan dengan kemandirian pangan juga bisa berdampak pada peningkatan ekonomi di desa tersebut. Hal ini supaya sektor pertanian di dua desa itu bisa setara dengan sektor pariwisata dan kelautan.
"(Tajumase) juga bisa meningkatkan perekonomian mereka, mengintegrasikan pangan dan juga terkait dengan pariwisata serta kelautan. Sehingga bisa setara dengan sektor pariwisata dan kelautan yang menjadi penopang mereka saat ini," tutupnya. (hns/hns)