Sumatera Butuh Jaringan Transmisi Listrik 19.000 Km

Sumatera Butuh Jaringan Transmisi Listrik 19.000 Km

Michael Agustinus - detikFinance
Sabtu, 16 Apr 2016 15:05 WIB
Foto: dikhy sasra
Jakarta - Ketersediaan sumber daya alam di Sumatra tidak merata, ada daerah yang kaya akan sumber-sumber energi, tapi ada daerah yang nyaris tidak memilikinya. Maka untuk membuat biaya produksi listrik lebih efisien di Sumatera, pembangkit-pembangkit listrik harus dibangun di daerah-daerah yang kaya akan sumber energi (resources based).

Kemudian, listrik dialirkan melalui jaringan transmisi ke daerah-daerah lain yang tidak memiliki pembangkit. Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN, Amir Rosidin, menjelaskan bahwa pembangunan jaringan transmisi perlu digenjot di Sumatera supaya listrik bisa diproduksi dengan biaya murah.

"Konsep Sumatera itu pembangkitnya berdasarkan resources based, tergantung sumber energinya di mana. Untuk itu di Sumatera perlu dibangun jaringan transmisi," kata Amir kepada detikFinance di Medan, beberapa hari lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mencontohkan, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) memiliki cadangan batu bara yang sangat banyak, sementara provinsi Sumatera Utara (Sumut) tidak punya banyak sumber energi. Bila ingin melistriki Sumut, sebaiknya pembangkit dibangun di Sumsel, lalu listriknya dialirkan dengan jaringan transmisi.

Kalau pembangkit dibangun di Sumut menjadi tidak efisien, sebab bahan bakar untuk pembangkit harus dikirim dari Sumsel dan daerah-daerah lainnya. Mengangkut batu bara dari Sumsel ke Sumut akan memakan biaya  mahal.

"Di Sumatera Selatan itu banyak batu bara yang di pedalaman. Makanya cocoknya pembangkit mulut tambang, daripada batu baranya diambil terus ditransportasikan. Infrastrukturnya masih belum memadai, kalau pakai jalan umum nanti mengganggu," tutur Amir.

Itulah alasannya mengapa Sumatera sangat membutuhkan pembangunan jaringan transmisi. Apalagi akan banyak pembangkit-pembangkit listrik baru yang akan dibangun. Dari proyek listrik 35.000 MW, 9.000 MW di antaranya dibangun di Sumatera. Bila pembangunan transmisi tak digenjot, listrik dari pembangkit-pembangkit baru tak bisa dinikmati konsumen.

Untuk mendukung proyek 35.000 MW ini, PLN harus membangun jaringan transmisi sepanjang 19.000 km dalam 5 tahun.

"Transmisi PLN itu di Sumatera harus dibangun sekitar 19.000 km selama 5 tahun. Dari total 46.000 km transmisi untuk proyek 35.000 MW, 19.000 km itu di Sumatera," tukas Amir.

Bukan pekerjaan mudah memang, kendala utama pembangunan jaringan transmisi adalah pembebasan lahannya.

"Persoalan utamanya lahan, kedua lahan, ketiga lahan. Yang utama adalah jaringan PLN ini melalui hutan yang ada penduduknya, masih proses untuk kita selesaikan," dia menambahkan.

PLN berharap Perpres Nomor 4 Tahun 2016 yang baru saja diteken Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa menjadi solusi atas masalah pembebasan lahan yang menyulitkan pembangunan infrastruktur selama ini. Perpres ini pertama-tama akan dipakai untuk membebaskan lahan yang bakal dipakai buat jaringan transmisi di Pulau Bintan. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads