VP Komunikasi Pertamina, Muhammad Harun menjelaskan, pihaknya selama ini menderita kerugian yang cukup besar dari penjualan elpiji. Total kerugian Pertamina dari berjualan elpiji di 2010 mencapai Rp 3,24 triliun.
Kerugian dari penjualan elpiji diprediksi mencapai Rp 4,7 triliun di 2011. Hal ini disebabkan karena Pertamina masih menjual harga elpiji di bawah harga keekonomiannya. Seperti diketahui, harga keekonomian elpiji saat ini adalah sekitar Rp 8.500 per kg, namun Pertamina menjual Rp 7.355 per kg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencananya, harga elpiji untuk industri akan dinaikkan 10% mulai akhir Juni. Kenaikan harga selanjutnya akan dilakukan secara bertahap sebesar 10% hingga elpiji 50 kg lebih ataupun yang jenis bulk mencapai harga keekonomiannya.
Harun mengaku pihaknya tidak khawatir jika industri akan berpindah ke elpiji 12 kg jika yang untuk jenis 50 kg dinaikkan harganya.
"Itu tidak akan terjadi, karena instrumen di industri itu umumnya untuk yang jenis elpiji 50 kg," tambah Harun.
(qom/dnl)