PLTU Paiton 3 Beroperasi, PLN Hemat Rp 1,1 Triliun

PLTU Paiton 3 Beroperasi, PLN Hemat Rp 1,1 Triliun

- detikFinance
Selasa, 05 Jun 2012 16:11 WIB
Foto: Dok. detikFinance
Jakarta - PLTU Paiton 3 berkapasitas 1 x 815 MW mulai beroperasi pada hari ini. Lewat operasi PLTU ini, maka penggunaan BBM untuk pembangkit listrik berkurang dan PLN bisa hemat Rp 1,1 triliun.

Dikutip dari situs Kementerian ESDM, Selasa (5/6/2012), PLTU yang berlokasi di Jalan Raya Surabaya Situbondo Km 141, Paiton, Probolinggo, Provinsi Jawa Timur ini diresmikan oleh Menteri ESDM Jero Wacik.

PLTU Paiton 3 mensuplai tenaga listrik ke sistem kelistrikan Jawa-Bali sebesar 815 MW. Proyek ini merupakan pembangkit ekspansi yang menggunakan teknologi super critical (lebih efisien dari PLTU konvensional) dengan kapasitas unit terbesar pertama saat ini yang dikembangkan oleh swasta/Independent Power Producer (IPP), yaitu PT Paiton Energy Company dengan nilai investasi US$ 1,5 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembangkit tenaga listrik ini semula direncanakan beroperasi 22 April 2012, namun realisasinya mampu beroperasi komersial lebih cepat 1 (satu) bulan dari jadwal semula, yaitu pada 18 Maret 2012.

Selesainya pembangunan PLTU Paiton 3 yang lebih cepat sebulan tersebut memberikan potensi penghematan biaya bahan bakar sekitar Rp 1,1 triliun apabila dibandingkan dengan menggunakan BBM.

Lewat beroperasinya PLTU Paiton 3 ini, maka PT Paiton Energy Company menjadi pengelola pembangkit tenaga listrik terbesar di komplek pembangkitan Paiton dengan total kapasitas sebesar 2.035 MW atau sekitar 7% dari total kapasitas pembangkit di Jawa-Bali.

Tambahan pasokan tenaga listrik dari PLTU Paiton 3 sebesar 815 MW membuat kapasitas sistem kelistrikan Jawa-Bali akan meningkat menjadi sekitar 29.231 MW.

Pemerintah mengharapkan prestasi ini dapat menjadi contoh bagi proyek-proyek pembangkit lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia, karena selain memberikan tambahan kapasitas, pembangkit berbahan bakar non-BBM akan memberikan penghematan komponen biaya bahan bakar secara keseluruhan yang cukup signifikan yang pada akhirnya dapat menekan alokasi subsidi listrik yang harus disediakan.


(dnl/dru)

Hide Ads