Menurut Dahlan, pembangunan SPLU ini lebih mudah dan lebih murah dibandingkan pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Dari segi waktu, pembuatan satu SPLU hanya membutuhkan waktu satu minggu.
"Pembangunan ini untuk membuktikan bahwa membangun SPLU ini tidak sulit, gampang sekali, lebih sulit bangun SPBU, ini buktinya dalam satu minggu saja sudah siap. SPBU waktunya paling tidak 2 tahun," ujarnya saat ditemu di Kantor PT PLN Distribus Jakarta Raya dan Tangerang, Gambir, Jakarta, Minggu (5/8/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kira-kira tidak sampai 5 persennya investasi SPBU BBM, 1 persennya juga tidak samapai. Membangun SPBU BBM itu membutuhkan biaya paling tidak sekitar Rp 3 miliar," jelasnya.
Untuk itu, Dahlan menilai bukan sesuatu yang sulit untuk mengembangkan SPLU ini. Apalagi kebutuhan akan listrik semakin besar ke depannya dengan dikembangkannya kendaraan berenergi listrik.
"Logikanya kalau bisa membangun SPBU BBM begitu banyak, apa artinya membangun ini (SPLU), dalam waktu singkat ribuan bisa dibangun seperti ini," ujarnya.
Dengan penggunaan energi listrik ini, Dahlan menambahkan keuntungan juga dapat diperoleh para pengguna karena biayanya yang cenderung di bawah harga BBM.
"Mahal mana BBM sama listrik, jauh BBM. Jadi ini bisa dihemat kalau menggunakan mobil listrik, kalau misalkan pengguna mobil habis Rp 300 ribu dalam satu bulan untuk beli BBM maka untuk listrik paling Rp 50 ribu," tandasnya.
(nia/dru)