Siap Beri Pasokan Listrik, PLN Minta Detail Perencanaan Proyek MRT

Siap Beri Pasokan Listrik, PLN Minta Detail Perencanaan Proyek MRT

- detikFinance
Jumat, 24 Agu 2012 13:50 WIB
Ilustrasi Foto: dok detikFinance
Jakarta - Pemerintah berencana kembali membangun proyek Mass Rapid Transportation (MRT) di 2013, namun jika ingin mendapatkan pasokan listrik dari PT PLN (persero), pengembang MRT harus segera menyampaikan detail perencanaan proyeknya.

"Pada dasarnya PLN siap untuk memasok listrik untuk proyek MRT maupun monorel sekalipun, namun jika ingin mendapatkan pasokan dan jaminan listrik PLN meminta pengembang MRT maupun Monorel segera menyampaikan detail perencanaannya ke kami," kata Direktur Perencanaan dan Manajemen Risiko PLN, Murtaqi Syamsuddin, di Jakarta, Jumat (24/8/2012).

Pasalnya, kata Murtaqi, hal ini perlu diberikan segera guna menentukan seberapa besar daya listrik yang diperlukan untuk pengoperasian MRT dan Monorel tersebut, meskipun diperkirakan pertambahan beban untuk kedua proyek tersebut diperkirakan masih dalam 'range' cadangan kapasitas jaringan transmisi maupun distribusi di Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namun, perkiraan kami pertambahan beban untuk kedua proyek tersebut diperkirakan masih dalam 'range' cadangan kapasitas jaringan transmisi maupun distribusi di Jakarta, jadi intinya PLN siap memasok listrik ke kedua proyek tersebut. Meskipun begitu saya berharap pengembang MRT maupun Monorel menyampaikan detil perencanaannya ke PLN. Supaya bisa dipersiapkan pasokan listriknya dengan sebaik-baiknya," tandas Murtaqi.

Sebelumnya, program pembangunan MRT ini mendapatkan sumber pendanaan dari pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA). Beban biaya (cost sharing) dari pinjaman tersebut, 42% di antaranya ditanggung oleh pemerintah dan diwujudkan dalam bentuk hibah kepada pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sedangkan 58% dari pinjaman JICA dialokasikan sebagai penerusan pinjaman kepada Pemprov DKI Jakarta.

Pelaksanaan konstruksi fisik program MRT terdiri dari 3 tahap, kontruksi fisik tahap I dimulai 2012. Entah berapa dana yang dikeluarkan untuk proyek MRT di 2012, namun di 2013 akan ada Rp 3,1 triliun yang dikucurkan untuk penerusan proyek ini.

Pemerintah berharap, proyek MRT dapat mengatasi permasalahan kemacetan lalu lintas di Jakarta, menunjang, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jakarta dengan membangun sistem transportasi kota yang efisien, penciptaan lapangan kerja, serta meningkatkan kualitas lingkungan kota Jakarta dan mendukung mitigasi dampak perubahan iklim.

Sebelumnya, Kepala Biro Humas PT Mass Rapid Transit Jakarta Manpala Rega Chandra Gupta Sitorus pernah mengatakan, proyek MRT koridor Utara-Selatan tahap I (Lebak Bulus-Bundaran HI) siap beroperasi akhir tahun 2016.

Total nilai proyek adalah sekitar 144 miliar yen dengan besar pinjaman sekitar 120 miliar yen dan selebihnya dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.

Untuk tahap I Lebak Bulus-Bundaran HI, koridor utara-selatan, jalur MRT terdiri dari 13 stasiun MRT. Yaitu sebanyak 7 stasiun sepanjang 7 Km berada di atas (elevated/layang) yaitu stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete, Haji Nawi, Blok A, Blok M dan Sisingamangaraja.

Sementara itu 6 stasiun sepanjang 6 km berada di bawah tanah yaitu Bundaran Senayan, Istora, Benhil, Setiabudi, Dukuh Atas, Bundaran HI.

Untuk tahap II masih koridor utara-selatan, rencananya stasiun-stasiunnya semuanya di bawah tanah antara lain Kebon Sirih, Monas, Harmoni, Glodok, Kota dan Kampung Bandan.

(rrd/ang)

Hide Ads