Pengusaha: 1 Botol Air Mineral Lebih Mahal Dari 1 Liter BBM, Nggak Lucu Itu

Pengusaha: 1 Botol Air Mineral Lebih Mahal Dari 1 Liter BBM, Nggak Lucu Itu

- detikFinance
Rabu, 19 Sep 2012 15:22 WIB
Foto: Dok. detikFinance
Jakarta - Para pengusaha yang tergabung dalam Kadin mengakui, subsidi BBM sudah tidak tepat lagi. Saat ini harga 1 liter BBM lebih murah dibandingkan dengan harga 1 botol air mineral.

"Subsidi BBM, aduh itu tidak tepat lagi. Bayangkan, masa harga satu botol Aqua (air mineral)lebih mahal dibandingkan dengan harga 1 liter BBM subsidi, kan nggak lucu itu. Coba saja beli di restoran atau hotel," kata Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto di Hotel JW Marriot, Jakarta, Rabu (19/9/2012).

Perbandingannya, harga 1 botol air mineral ukuran kecil saja di hotel dan restoran bisa mencapai Rp 6.000-Rp 10.000. Bandingkan dengan 1 liter BBM subsidi yang melalui proses pengeboran minyak dengan biaya tak sedikit, namun dijual Rp 4.500 per liter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Suryo, subsidi energi (BBM dan listrik) yang mencapai hampir Rp 300 triliun dinilai terlalu besar, dan habis hanya untuk dibakar.

"Bayangkan kalau Rp 300 triliun tersebut dialihkan ke infrastruktur dan pendidikan. Banyak yang merasakan dampaknya, seperti pembangunan infrastruktur efeknya akan menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan geliat ekonomi, dan pengusaha pastinya akan memanfaatkannya juga. Bandingkan dengan subsidi BBM dan listrik saat ini, ya yang menikmati kita-kita ini (pengusaha) dan orang mampu," paparnya.

Suryo berujar, negara-negara yang jauh lebih miskin dari Indonesia saja berani menjual BBM dengan harga pasar atau internasional.

"Asal tahu, negara yang lebih miskin dari pada kita, semuanya beli dengan harga pasar atau internasional," ucap Suryo.

Memang, kata Suryo, jika diserahkan ke harga pasar harga energi di Indonesia bisa melanggar undang-undang seperti yang terjadi pada pasal 28 ayat 2 Undang-Undang Migas yang dicabut Mahkamah Konstitusi (MK).

"Memang bisa terjadi pada itu, tapi itu kalau subsidinya dicabut dan tidak digunakan untuk apa-apa. Tetapi ini direlokasi ke sektor yang lain, apakah salah? Tidak. Kalau dialihkan ke infrastrukrur, Kesehatan, atau pendidikan dan lainnya, rakyat akan merasakan dampaknya. Daripada subsidi BBM saat ini yang senangkan orang-orang mampu seperti kita ini," tukasnya.

Sebelumnya, menurut laporan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas), seringkali terjadi penyelundupan BBM subsidi yang jumlahnya lumayan. Terakhir, ada sekitar 1.700 KL BBM subsidi diduga yang diselundupkan di Kalimantan. Bahkan ada juga oknum aparat keamanan yang juga membekingi BBM subsidi untuk diselundupkan ke industri.

Bahkan Menteri ESDM Jero Wacik mengakui, selama ini penyelundupan BBM subsidi makin banyak karena harga BBM subsidi yang terlalu murah yaitu Rp 4.500 per liter dibandingkan BBM non subsidi sekitar Rp 9.700 per liter.

Jero Wacik tak menampik adanya penyelundupan BBM subsidi. Bahkan menurut Jero, aksi penyelundupan BBM subsidi makin banyak walaupun sudah banyak yang tertangkap. Hal ini salah satunya disebabkan oleh makin lebarnya perbedaan harga antara BBM subsidi dengan BBM non subsidi.

"Kita sudah tangkap mereka, tapi yang menyelundup makin banyak lagi, semakin banyak akal-akalan mereka", kata Jero.

(rrd/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads