"Renewable saat ini sudah 12%, di antaranya 7% dari hidro (air) dan 5% dari geothermal (panas bumi) kemudian PTLS dan angin sangat kecil sekali nggak sampai 1%," kata Dirut PLN Nur Pamudji kepada detikFinance di Manado, Sulawesi Utara akhir pekan lalu.
Selanjutnya porsi pembangkit listrik geothermal akan lebih dominan daripada PLTA. Hal ini karena sudah ada ketentuan besaran tarif listrik di sektor geothermal sehingga makin merangsang investor untuk berinvestasi di pembangkit geothermal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nur menuturkan, meskipun PLTA memiliki proporsi di masa mendatang, namun pengembangan pembangkit dari sumber air akan tetap digenjot lebih banyak. Khususnya sistem pembangkit mikro hidro untuk daerah yang sulit terakses jaringan listrik PLN.
Selain itu, untuk sektor energi terbarukan lainnya yakni seperti PLTS atau tenaga matahari, Nur Pamudji menjelaskan, perkembangan PLTS selanjutnya masih tetap sedikit karena mahalnya investasi untuk PLTS murni yang dilengkapi baterai.
"Itu tidak sampai 1% juga kontribusi PLTS terhadap kelistrikan nasional karena pertumbuhan kelistrikan nasional tumbuh sangat cepat kira-kira 10% per tahun. Pertumbuhan PLTS memang tidak signifikan secara keseluruhan," cetusnya.
(feb/dnl)