Kontrak pembelian listrik ini ditandai melalui Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman antara PLN dan Kalla Group ditandatangani hari ini di kantor Pusat PLN Jakarta, Kamis (25/7/2013).
Direktur Utama PLN Nur Pamudji menjelaskan, kerjasama antara PLN dan Kalla Group telah mengadopsi konsep kerjasama model baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah Mou, akan dilanjutkan proses negosiasi mengenai penentuan besaran power purchase agreement (PPA) atau perjanjian jual beli listrik. Ditargetkan pasca penentuan PPA, dilanjutkan dengan penandatanganan financial close.
"Ini proyek besar, groundbreaking ditargetkan tahun 2015. Proses pembangunan 2 hingga 3 tahun. Jadi 2018 selesailah," kata Manajer Senior Komunikasi Korporat Bambang Dwiyanto.
Hadir pada kesempatan kali ini mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) selaku perwakilan Kalla group. JK mengatakan, proses kontruksi dan pengelolaan termasuk soal pembiayaan PLTA akan disediakan Kalla Group. Diproyeksikan dana yang akan digelontorkan mencapai US$ 700 juta.
"Ini permasalahannya baru bisa jalan kalau ada perjanjian dengan PLN. Ini tahap pertama perjanjian itu. Karena itu kalau Mou selesai PPA-nya,
langsung mulai kontruksinya," tambahnya.
Hadir juga pada perjanjian kali ini Gubernur Jambi Hasan Basri Agus dan Direktur Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sulaiman A. Arianto selaku pembei pinjaman pembangunan PLTA ini.
(feb/dnl)