Manfaatkan Sungai Mamberamo, Seluruh Papua Bisa Teraliri Listrik

Manfaatkan Sungai Mamberamo, Seluruh Papua Bisa Teraliri Listrik

- detikFinance
Minggu, 24 Nov 2013 10:11 WIB
Papua - Daerah aliran sungai (DAS) Mamberamo di Papua memiliki potensi untuk dibangun PLTA berkapasitas hingga 10.000-20.000 megawatt (MW). Jika terealisasi, seluruh kawasan di Papua bisa teraliri listrik.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, DAS Mamberamo memiliki luas seperti pulau Jawa yakni 80.000 km persegi, dan jiga debit air yang sangat besar mencapai 4.500 meter kubik per detik dengan kedalaman sungai 8-33 meter.

"Kalau kita jadikan sinergi listrik kita isa hasilkan 10.000 MW. Kalau kita gunakan untuk smlter akan bisa memberikan value added," kata Hatta saat ditemui di Jayapura, Papua, seperti dikutip Minggu (24/11/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hatta menjelaskan, sungai Mamberamo yang terletak di sebelah selatan Pegunungan Foja, Kabupaten Sarmi, dan memiliki panjang sekitar 600 kilometer ini tentu mampu menjadi sumber energi listrik yang sangat besar. Apabila proyek Mamberamo berhasil, ini bisa memenuhi kebutuhan listrik untuk jangka waktu 50 tahun ke depan. Karena berpotensi menghasilkan lebih dari 10.000 megawatt.

"Pasti bisa mengaliri seluruh listrik di Papua. Bisa dibangun smelter, pasti akan memberikan value added yang besar sekali," katanya.

Tentu untuk membuat proyek besar dibutuhkan modal yang sangat besar sekali. Hatta tidak menyebut angka perkiraan investasi untuk membuat PLTA di Mamberano. Namun, agar lebih laik secara finansial, di kawasan tersebut pun bisa dibangun kawasan industri.

Hatta juga mengatakan, proyek ini bisa dikerjakan siapa saja. Investor asal Jerman disebutnya pernah melirik proyek ini.

"Sudah ada investor asal Jerman yang menjajaki. Mereka bisa kerja sama dengan PLN, atau bisa juga tanpa kerja sama," kata Hatta.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Perekonomian Luky Eko Wuryanto mengatakan, akan lebih baik pemerintah atau BUMN yang membangun PLTA di Mamberano. Karena dikhawatirkan jika asing yang membangun, kebutuhan listrik di Indonesia akan dinomerduakan. Luky mencontohkan apa yang terjadi di Inalum.

"PLTA Inalum kan besar. Tapi tidak dinikmati oleh masyarakat Sumatera Utara yang kekurangan listrik. Semua listriknya untuk pabrik pengolahan alumunium, dan alumuniumnya dijual ke Jepang. Itu cukup jadi pengalaman buat kita, tidak boleh terjadi lagi," kata Luky Eko.

(zul/dru)

Hide Ads