Selama 30 menit perjalanan darat dari Bandara El Tari Kupang, Dahlan menjelaskan proyek yang telah dibangun sejak 2008 ini baru tahap uji coba memproduksi listrik.
PLTU pertama di Kupang ini ketika beroperasi normal, bisa menghemat ratusan miliar rupiah subsidi listrik. Alasannya selama ini pasokan listrik Kupang masih memanfaatkan pasokan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang sangat mahal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya proyek pembangkit listrik yang merupakan bagian dari program 10.000 MW tahap 1 ini, saat proses pembangunan menghadapi berbagai kendala. Mulai lahan, perizinan hingga lingkungan. Akhirnya setelah melewati berbagai hambatan, PLTU pertama ini mulai dilakukan uji coba.
"Dermaga dan PLTU sudah jadi. Uji coba 3 bulan. Mungkin ada pipa pecah, air macet. Itu perlu 3 bulan untuk lancar. PLTU ini sangat diperlukan," jelasnya.
Diakui Dahlan, meski pembangunan fisik telah tuntas namun masih ada sedikit kendala untuk proses pengiriman batubara ke lokasi dermaga milik PLTU. Sehingga Dahlan berharap bantuan dari pemerintah daerah dan keamanan.
"Ini kalau mau kirim batubara harus berantem dulu karena ada persoalan dengan pembudidaya mutiara yang ada di dekat pelabuhan," terangnya.
PLTU ini berlokasi di area kawasan industri Kupang. Harapannya setelah jadi, PLTU ini juga bisa mendukung pabrik semen pelat merah milik PT Semen Kupang (Persero).
"PLTU beroperasi nanti Semen Kupang bangun pabrik ke-3. Saat ini susah sekali kalau pakai tenaga genset kan mahal. Nanti setelah ini Semen Kupang berkembang," terangnya.
(feb/dru)