Kemiri Sunan dan Kelapa Sawit, Bagus Mana untuk Biodiesel?

Kemiri Sunan dan Kelapa Sawit, Bagus Mana untuk Biodiesel?

- detikFinance
Kamis, 13 Feb 2014 10:02 WIB
Kemiri Sunan dan Kelapa Sawit, Bagus Mana untuk Biodiesel?
Jakarta - Kebutuhan biodiesel di pasar dalam negeri maupun ekspor terus meningkat. Namun kapasitas tidak mencukupi karena saat ini bahan baku biodiesel masih bergantung pada kelapa sawit, yang terbentur isu lingkungan dan mengganggu pasokan pangan.

Pemerintah akhirnya menemukan sebuah tanaman yang menghasilkan buah yang disebut kemiri sunan. Apa keunggulannya dibanding kelapa sawit?

"Kemiri sunan lebih kuat. Dia tidak akan busuk. Berbeda dengan sawit, dia busuk," ujar Direktur Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM Rida Mulyana saat ditemui detikFinance di kantornya, Jalan Pegangsaan, Jakarta, Rabu (12/2/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya tahan busuk hanya salah satu keunggulan kemiri sunan dibandingkan kelapa sawit. Selain itu, produktivitas kemiri sunan pun lebih tinggi daripada kelapa sawit. Kualitas rendemen kemiri sunan mencapai 50% menjadi biodiesel sedangkan kelapa sawit hanya 20%.

"Kenapa kemarin kita lebih memilih kemiri sunan, karena satu ini beracun jadi nggak tarik-tarikan sama pangan. Kemiri sunan juga tanaman keras, bisa tumbuh di mana saja," papar Rida.

Kemiri sunan akan mengalami masa panen sekitar 4-8 tahun terhitung sejak mulai ditanam. Petani tidak perlu memetik buah yang banyak ditemui di pemakaman tersebut, karena pada saatnya buah tersebut akan jatuh dengan sendirinya dan siap diolah.

"Hasilnya bisa sampai 13-16 ton untuk 1 hektar, tapi hasil minyaknya bisa 6-8 ton. Kalau sawit sekitar 3 ton sampai 3,5 ton minyak," ungkap Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir ditemui terpisah.

Saat ini, dari data Kementerian Pertanian, di tahun 2012 terdapat sekitar 950 hektar lahan kemiri sunan tersebar di seluruh Indonesia. Dengan mandatori 4 paket kebijakan ekonomi pemerintah sejak 1 September 2013 yang salah satunya tentang penggunaan biodiesel, sektor ini kembali bergairah.

Beberapa perusahaan tambang seperti PT Bukit Asam berkomitmen untuk membuka 1.000 hektar lahan kemiri Sunan. Begitu juga dengan PT Timah yang sudah terlebih dahulu membuka lahan kemiri Sunan.

"Di Boyolali kita juga akan menanam 3000 pohon 20 hektar. 1.500 kementan dipasok, 1.500 lagi pemda," kata Rida.

Kemiri sunan adalah salah satu bahan baku campuran untuk bahan bakar biodiesel. Saat ini, biodiesel masih menggantungkan bahan baku kepada kelapa sawit dengan kapasitas produksi 5,6 juta ton namun yang efektif sekitar 2,6 juta ton. Diperkirakan penggunaan biodiesel akan semakin meningkat, maka dicarilah sumber tanaman baru antaralain kemiri sunan.

(zul/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads