"PLN punya storage CNG ini merupakan mimpi saya sejak 2005, sejak saya menjadi manajer operasi di PLN P3B Jawa-Bali. Dulu teknologi floating storage and regasification itu sudah ada tapi adanya di kapal. Ide saya kenapa kapalnya tidak kita kandaskan saja kapalnya di PLTGU Muara Tawar, lalu gunakan teknologinya," ujar Direktur Utama PLN Nur Pamudji ditemui di sela Peresmian Storage CNG Plat PLTU Muara Tawar di Bekasi, Senin (17/3/2014).
Nur mengungkapkan, adanya storage CNG ini berfungsi untuk menyimpan gas bumi yang disalurkan ketika penggunaan listrik menurun. Gas akan dilepas kembali sebagai bahan bakar pembangkit listrik untuk menambah pasokan listrik pada saat puncak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada CNG Plant Muara Tawar tersebut, terdapat 140 unit CNG Storage Tube Skid. Masing-masig unit terdiri dari 8 tubes dengan nominal volume per tube adalah 2.24 meter kubik, dengan kapasitas mencapai 20 juta kaki kubik per hari (mmscfd).
"Dulu sebelum fasilitas ini terbangun, ketika beban puncak terjadi, untuk menambah pasokan listrik, PLN harus membakar HSD (high speed diesel/solar) yang harganya mahal. Dengan terbangunnya storage tersebut tidak ada lagi BBM karena berganti dengan gas yang harganya lebih murah, hitungannya PLN dapat menekan penggunaan BBM hingga 203.000 kilo liter atau setara penghematan Rp 1,786 triliun per tahun," ungkap Nur.
Nur menambahkan, CNG Storage jarang sekali digunakan dibanyak negara apalagi untuk kelistrikan.
"CNG Storage hanya ada di beberapa negara di Eropa Tengah dan Amerika Serikat. Tetapi CNG Storage-nya tidak seperti di PLN, disimpan dalam pelat baja, mereka menyimpan gas mengandalkan stuktur bumi yakni di dalam goa-goa. Gunanya untuk cadangan gas, karena gas di Eropa banyak dari Siberia, dikhwatirkan jika suatu saat jalur gas dari Siberia ke Eropa diputus oleh Rusia, storage gasnya untuk cukup sampai 3 bulan lamanya," ujar Nur.
Storage CNG Plant PLTGU Muara Tawar dibangun dan dibiayai secara konsorsium oleh PT Pembangkitan Jawa-Bali Rp 557 miliar dan dikerjakan oleh konsorsium PT Pembangunan Perumahan (PP)-Odira-Adcomp.
"Membangun CNG Storage Plant ini PLN seolah-olah menambah beban biaya harga gas sebesar US$ 1,8 per mmbtu, tambahan biaya ini sebenarnya untuk membayar pengerjaan proyek yang dibangun oleh PT PP-Odira-Adcomp. Tapi daripada bakar solar," tutupnya.
D itempat yang sama, General Manager CNG PJB Edy Hartono mengungkapkan, CNG Storage Plant merupakan yang terbesar di Indonesia bahkan di dunia yang digunakan untuk kelistrikan.
"CNG Plant ini kapasitasnya dapat menampung 20 juta kaki kubik feet per hari (mmscfd). Ini merupakan yang terbesar di dunia untuk ukuran CNG Plant untuk listrik," kata Edy Hartono.
Edy mengatakan, dengan dibangunnya CNG Plant tersebut dapat menghemat 450.000 kilo liter per hari. "BBM yang bisa diselamatkan dari adanya CNG Plant di PLTGU Muara Tawar mencapai 450 kilo liter per hari kalau dikalikan Rp 10.000 per liter = Rp 4,5 miliar per hari yang bisa dihemat," ucapnya.
(rrd/dnl)