Ini Kapal Pengangkut Elpiji Terbesar di Dunia Milik Pertamina

Ini Kapal Pengangkut Elpiji Terbesar di Dunia Milik Pertamina

- detikFinance
Selasa, 29 Apr 2014 08:10 WIB
Ini Kapal Pengangkut Elpiji Terbesar di Dunia Milik Pertamina
Jakarta - PT Pertamina (Persero) sudah punya 2 kapal pengangkut LPG berukuran besar atau Very Large Gas Carrier (VLGC) yang dipesan digalangan kapal Hyundai Heavy Industries, Korea Selatan, apa saja yang menarik dari kapal tersebut?

detikFinance merangkum beberapa fakta menarik dari kapal LPG yang untuk kedua kalinya dipesan Pertamina, dalam kunjungannya ke salah satu galangan kapal terbesar di dunia tersebut di Ulsan, Korea Selatan seperti dikutip, Selasa (29/4/2014).


Harga Fantastis

Kapal pengangkut Liquefied Petroleum Gas (LPG/Elpiji) tersebut ditebus Pertamina dengan harga Rp 730 miliar.

"Kapal VLGC yang beri nama Pertamina Gas 2 ini harganya US$ 73,3 juta (atau sekitar Rp 730 miliar)," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya.

Kapal Pertamina Gas 2 ini masih lebih murah dibandingkan dengan harga Kapal VLGC Pertamina Gas I yang sudah datang ke Indonesia pada 17 September 2013 lalu.

"Kalau yang Pertamina Gas 1 harganya kemarin sekitar US$ 76,2 juta (atau sekitar Rp 760 miliar). Tapi kalau pesan kapal VLGC sekarang ini harga pasarannya sudah naik US$ 80 juta," katanya.

Harga Fantastis

Kapal pengangkut Liquefied Petroleum Gas (LPG/Elpiji) tersebut ditebus Pertamina dengan harga Rp 730 miliar.

"Kapal VLGC yang beri nama Pertamina Gas 2 ini harganya US$ 73,3 juta (atau sekitar Rp 730 miliar)," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya.

Kapal Pertamina Gas 2 ini masih lebih murah dibandingkan dengan harga Kapal VLGC Pertamina Gas I yang sudah datang ke Indonesia pada 17 September 2013 lalu.

"Kalau yang Pertamina Gas 1 harganya kemarin sekitar US$ 76,2 juta (atau sekitar Rp 760 miliar). Tapi kalau pesan kapal VLGC sekarang ini harga pasarannya sudah naik US$ 80 juta," katanya.

Terbesar di dunia

Kapal pengangkut gas milik Pertamina tersebut diklaim terbesar di dunia. Karena kapasitas angkutnya mencapai 84.000 meter kubik (m3).

"Kapal pengangkut gas ini baik Pertamina gas I dan Pertamina Gas 2 yang ukurannya sama persis, merupakan kapal pengangkut LPG terbesar di dunia. Kapasitas angkutnya mencapai 84.000 m3. Kapal pengangkut LPG yang ada di dunia saat ini selain milik Pertamina kapasitas angkutnya masih di antara 80.000-81.000 m3," ujar Hanung.

SSPC Pertamina Newbuilding Projects LPG Tanker Projects Pertamina, Gusti menambahkan, besarnya kapasitas angkut gas kapal Pertamina Gas 1 dan 2 tersebut, karena kapal tersebut memisahkan antara gas butane dan gas propane yang merupakan bahan baku LPG.

"Jadi di dalam kapal ada dua tabung, masing-masing tabung berisi gas butane dan gas propane yang terpisah, sehingga massa gasnya jadi lebih ringan, tekanan tidak terlalu besar sehingga gas yang diangkut bisa lebih banyak," ujar Gusti.

Terbesar di dunia

Kapal pengangkut gas milik Pertamina tersebut diklaim terbesar di dunia. Karena kapasitas angkutnya mencapai 84.000 meter kubik (m3).

"Kapal pengangkut gas ini baik Pertamina gas I dan Pertamina Gas 2 yang ukurannya sama persis, merupakan kapal pengangkut LPG terbesar di dunia. Kapasitas angkutnya mencapai 84.000 m3. Kapal pengangkut LPG yang ada di dunia saat ini selain milik Pertamina kapasitas angkutnya masih di antara 80.000-81.000 m3," ujar Hanung.

SSPC Pertamina Newbuilding Projects LPG Tanker Projects Pertamina, Gusti menambahkan, besarnya kapasitas angkut gas kapal Pertamina Gas 1 dan 2 tersebut, karena kapal tersebut memisahkan antara gas butane dan gas propane yang merupakan bahan baku LPG.

"Jadi di dalam kapal ada dua tabung, masing-masing tabung berisi gas butane dan gas propane yang terpisah, sehingga massa gasnya jadi lebih ringan, tekanan tidak terlalu besar sehingga gas yang diangkut bisa lebih banyak," ujar Gusti.

Awalnya Berbendera Panama

Walau kapal VLGC ini dipesan oleh PT Pertamina yang merupakan perusahaan asal Indonesia dan dibuat di Korea Selatan, namun bendera kapal yang digunakan adalah dari Panama.

"Alasannya ya agar dapat diterima dibanyak pelabuhan Internasional di seluruh dunia," ucap Hanung.

"Apakah itu pelabuhan di negara lain, atau perusahaan minyak yang beroperasi di Indonesia seperti BP, Exxon dan lainnya, karena mereka punya standar internasional, jadi kapal kita harus memiliki klasifikasi internasional juga," tambah Hanung.

Hanung mengatakan, pemberi klasifikasi di Panama sekelas Lloyd's, sedangkan di Indonesia ada yang namanya Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Namun BKI klasifikasinya belum bertaraf internasional, jadi bisa saja kapal ditolak di beberapa pelabuhan internasional.

"Bukan berarti kami tidak nasionalis, ini soal kepraktisan, kami tidak mau bertaruh jika saat kapal harus berlabuh tapi ditolak, apalagi kapal ini harus melakukan pelayaran internasional untuk mengangkut gas baik dari produsen gas maupun kembali ke Indonesia membawa gas," tutupnya.

Awalnya Berbendera Panama

Walau kapal VLGC ini dipesan oleh PT Pertamina yang merupakan perusahaan asal Indonesia dan dibuat di Korea Selatan, namun bendera kapal yang digunakan adalah dari Panama.

"Alasannya ya agar dapat diterima dibanyak pelabuhan Internasional di seluruh dunia," ucap Hanung.

"Apakah itu pelabuhan di negara lain, atau perusahaan minyak yang beroperasi di Indonesia seperti BP, Exxon dan lainnya, karena mereka punya standar internasional, jadi kapal kita harus memiliki klasifikasi internasional juga," tambah Hanung.

Hanung mengatakan, pemberi klasifikasi di Panama sekelas Lloyd's, sedangkan di Indonesia ada yang namanya Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Namun BKI klasifikasinya belum bertaraf internasional, jadi bisa saja kapal ditolak di beberapa pelabuhan internasional.

"Bukan berarti kami tidak nasionalis, ini soal kepraktisan, kami tidak mau bertaruh jika saat kapal harus berlabuh tapi ditolak, apalagi kapal ini harus melakukan pelayaran internasional untuk mengangkut gas baik dari produsen gas maupun kembali ke Indonesia membawa gas," tutupnya.

Berteknologi Tinggi

Kapten Kapal Pertamina Gas 2 Kosim mengungkapkan, kapal Pertamina Gas 2 ini telah dilengkapi dengan teknologi autopilot. Sangat jarang kapal yang ada saat ini memiliki teknologi tersebut.

"Jadi kita tinggal atur rute perjalanan kapal, maka kapal akan jalan sesuai rute yang kita buat, ini sangat canggih, jarang kapal ada punya teknologi ini," ungkap Kosim.

Kosim menambahkan, tidak hanya autopilot, kapal Very Large Gas Carrier (VLGC) tersebut juga dilengkapi blackbox seperti di pesawat.

"Jika terjadi keadaan darurat, maka ketika kapten kapal mengaktifkan blackbox ini, seluruh percakapan di ruang kemudi kapal akan terekam selama 13 jam, bahkan jika terjadi keadaan darurat lainnya blackbox ini akan memancarkan sinyal, untuk memudahkan pencarian posisi kapal berada di mana," katanya.

Berteknologi Tinggi

Kapten Kapal Pertamina Gas 2 Kosim mengungkapkan, kapal Pertamina Gas 2 ini telah dilengkapi dengan teknologi autopilot. Sangat jarang kapal yang ada saat ini memiliki teknologi tersebut.

"Jadi kita tinggal atur rute perjalanan kapal, maka kapal akan jalan sesuai rute yang kita buat, ini sangat canggih, jarang kapal ada punya teknologi ini," ungkap Kosim.

Kosim menambahkan, tidak hanya autopilot, kapal Very Large Gas Carrier (VLGC) tersebut juga dilengkapi blackbox seperti di pesawat.

"Jika terjadi keadaan darurat, maka ketika kapten kapal mengaktifkan blackbox ini, seluruh percakapan di ruang kemudi kapal akan terekam selama 13 jam, bahkan jika terjadi keadaan darurat lainnya blackbox ini akan memancarkan sinyal, untuk memudahkan pencarian posisi kapal berada di mana," katanya.

Dibutuhkan Ratusan Ribu Liter Cat

Untuk memoles kapal VLGC terbesar di dunia tersebut, dibutuhkan ratusan ribu liter cat. Cat yang digunakan pun khusus anti karat.

Business Segment Manager-Marine Jotun Indonesia Hendra Duna mengungkapkan, untuk mengecat seluruh bagian baik luar dan dalam diperlukan biaya sekitar US$ 500.000 atau sekitar Rp 5 miliar.

"Biayanya sekitar US$ 500.000," kata Hendra.

Hendra mengatakan, Jotun adalah pihak yang melakukan pengecatan pada kapal Pertamina Gas 1 dan Pertamina Gas 2.

"Pengecatan akan dilakukan tiap 5 tahun sekali, cat yang digunakan khusus, anti karat," ucapnya.

Ia menambahkan, pengecatan yang cukup mahal tersebut salah satunya karena membutuhkan cat dalam jumlah besar. "Untuk mengecat seluruh bagian kapal, dibutuhkan ratusan ribu liter," katanya.

Dibutuhkan Ratusan Ribu Liter Cat

Untuk memoles kapal VLGC terbesar di dunia tersebut, dibutuhkan ratusan ribu liter cat. Cat yang digunakan pun khusus anti karat.

Business Segment Manager-Marine Jotun Indonesia Hendra Duna mengungkapkan, untuk mengecat seluruh bagian baik luar dan dalam diperlukan biaya sekitar US$ 500.000 atau sekitar Rp 5 miliar.

"Biayanya sekitar US$ 500.000," kata Hendra.

Hendra mengatakan, Jotun adalah pihak yang melakukan pengecatan pada kapal Pertamina Gas 1 dan Pertamina Gas 2.

"Pengecatan akan dilakukan tiap 5 tahun sekali, cat yang digunakan khusus, anti karat," ucapnya.

Ia menambahkan, pengecatan yang cukup mahal tersebut salah satunya karena membutuhkan cat dalam jumlah besar. "Untuk mengecat seluruh bagian kapal, dibutuhkan ratusan ribu liter," katanya.
Halaman 6 dari 12
(rrd/ang)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads