Sumur minyak milik PT Petro Selat di Blok Selan Panjang, di Desa Sungai Rawa, Kecamatan Sungai Apit Kab Siak, Riau mengalami kebocoran. Kebocoran ini mencemari lingkungan daerah sekitarnya.
Informasi yang dihimpun detikFinance, kebocoran ini sudah berlangsung sejak Kamis (8/5/2014)lalu. Kebocoran tepatnya di Bakau Area (BA) 07. Semburan minyak mentah bersama lumpur itu mencapai ketinggian 10 meter. Semburan itu akhirnya mengaliri Daerah Aliran Sungai Rawa.
Kepala Urusan Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wilayah Sumatera Bagian Utara, Adi Nugroho, membenarkan hal tersebut. Namun menurutnya, semburan minyak bersama lumpur itu sudah bisa teratasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, terkait lingkungan yang sudah teremar semburan lumpur, nantinya akan ada pendataan lebih lanjut.
"Masyarakat mana saja yang berdampak dari semburan itu nantinya akan diberikan ganti rugi oleh perusahaan. Bagaimana soal teknis mengatasinya, nanti kami sampai rilis secara resmi," kata Adi singkat.
Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Siak Sadikin mengungkapkan, kebocoran minyak tersebut mengakibatkan pencemaran lingkungan daerah sekitar kebocoran. Apalagi semburan minyak mentah becampur gas serta lumpur terjadi selama 5 hari.
"Kondisi itu mengakibatkan terjadi pencemaran lingkungan sekitarnya," kata Sadikin.
Ia menambahkan, pihak perusahaan telah melaporkan ke Pemda Siak jika masalah tersebut telah teratasi pada Senin (12/5/2014). Kendati saat ini semburan tersebut telah terhenti, namun tumpahan minyak serta ceceran lumpur sudah mencemari lingkungan.
"Semburan minyak mentah disertai lumpur itu sudah masuk ke aliran sungai Rawa," kata Sadikin.
Tumpahan minyak tersebut juga mencemari sejumlah tumbuhan di sekitarnya. Ada beberapa perkebunan sagu warga yang turut tercemar.
"Warga di sekitar lokasi sumur minyak itu memang protes karena lingkungan mereka sudah tercemar," kata Sadikin.
Saat ini pihaknya masih terus mendata siapa saja warga yang terdampak dari kebocoran sumur minyak tersebut. Karena sebagian warga sudah mulai ribut terkait permasalahan tersebut.
"Tim BLH tengah menginventarisasi warga yang terkena dampak dari pencemaran lingkungan tersebut. Kita juga sudah minta pihak camat dan kepala desa untuk meredakan emosi warga," kata Sadikin.











































