Tahun ini, beban puncak di Sistem Mahakam rata-rata tercatat mencapai 320 Megawatt (MW) pada malam hari dan sekitar 290 MW pada siang hari. Sementara daya tersedia di Sistem Mahakam hanya sekitar 350 MW.
"Itu pun pada malam hari, pelanggan captive (pelanggan besar) sekitar 30 MW kita keluarkan dari sistem dari jam 17 sampai jam 22. Jadi daya yang tersedia memang pas-pasan. Belum lagi ada mesin pembangkit gangguan semisal batuk-batuk dan gagal start, sehingga ada pemadaman," kata General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Kaltim-Kaltara, Machnizon Masri, kepada detikFinance, Rabu (14/5/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak 2010 tidak ada pembangkit baru yang masuk ke Sistem Mahakam. Sedangkan beban puncak terus bertambah dari 2010 sekitar 240 MW dan tahun ini 350 MW di mana di dalamnya ya pelanggan captive sebesar 30 MW telah dikeluarkan dari sistem saat memasuki malam hari," ujar Machnizon.
"Sistem Mahakam ini tidak defisit listrik tapi kondisi daya tersedia pas-pasan, tidak ada cadangan. Kalau gangguan pembangkit, baru defisit. Kalau tidak ada gangguan ya tidak ada pemadaman. Seperti sejak Pemilu lalu sampai selesai Ujian Nasional SMA kan tidak ada pemadaman," klaimnya.
Meski begitu, PLN mengacu pada Rencana Penyediaan Listrik Nasional hingga 2022, di Kaltim akan dibangun pembangkit dengan kapasitas 1.030 MW. Sejauh ini berbagai pembangkit yang akan dibangun antara lain PLTU Teluk Balikpapan 2 x 110 MW, PLTG Senipah 35 MW, PLTU Kaltim 2 sebesar 2 x 100 MW serta PLTU Kaltim 3 dengan 2 x 100 MW.
"Sementara dalam waktu dekat di Juni 2014 ini akan beroperasi PLTG Senipah 2 x 41 MW dan PLTU CFK 3 1 x 50 MW. Kalau sudah masuk ke Sistem Mahakam, kita bisa surplus listrik," jelasnya.
Machnizon menambahkan, kondisi kelistrikan di Sistem Mahakam ini tidak seperti di Medan, Sumatera Utara yang sering sekali terjadi pemadaman listrik.
"Saya optimistis badai akan segera berlalu, kami mengharapkan masyarakat bersabar," terangnya.
(rrd/hen)