Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono mengakui, masih banyak masalah yang menjadi kendala terwujudnya ketahanan energi di Indonesia.
"Kita menyadari banyak hambatan dan tantangan, yang harus kita atasi bersama sekarang dan tahun mendatang menyangkut tren penurunan migas nasional," kata Boediono dalam pembukaan The 38th IPA Convex 2014 di Jakarta Convention Center (JSS), Jakarta, Rabu (21/5/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Khusus minyak bumi, 88% total cadangan awal sudah terkuras selama 60 tahun, semakin menurunnya kualitas minyak diproduksi," tutur dia.
Untuk itu, tren kemerosotasn ini menurut Boediono harus segera ditangani. "Untuk itu, dalam lima bulan masa bakti kami (kabinet Indonesia bersatu II), kami akan melakukan beberapa hal. Pertama, meningkatkan koordinasi antar instansi dalam meminilaisir kendala dari sisi pemerintah baik di sisi pemerintah maupun daerah," ujar dia.
Kedua, lanjutnya, mengamankan wilayah pengembangan migas yang sudah berjalan agar tidak makin tertunda lagi. Ketiga, meminta Pertamina sebagai perusahaan migas nasional untuk merealisasikan potensi cadangan.
Keempat, memperbaiki seluruh mata rantai tata kelola migas dari hulu sampai hilir yang belum optimal. Misalnya menetapkan alokasi migas, membangun infrastruktur.
"Kelima, Mengoptimalkan pengelolaan cadangan migas eksisting dari sumberdaya yang belum dimaksimalkan. Dan keenam, menciptakan iklim yang kondusif sehingga menarik bagi investor untuk menarus dananya di industri migas nasional," pungkas dia.
(dnl/dnl)