Ketua Apindo Bidang Pengupahan Hariyadi B Sukamdani menyatakan, pria yang akrab disapa CT ini beberapa kali sempat menyebutkan perlunya mengurangi subsidi, terutama bahan bakar minyak (BBM). Apakah sikap tersebut berubah kala CT masuk di pemerintahan?
Menanggapi hal tersebut, CT mengatakan bahwa subsidi BBM adalah kebijakan yang tidak tepat. Seharusnya subsidi diberikan kepada mereka yang membutuhkan, bukan kepada barang.
"Sejak dari dulu subsidi untuk barang tidak tepat, karena akan menyebabkan banyak kebocoran di mana-mana. Mulai dari subsidi BBM, subsidi pupuk, dan sebagainya" ucap CT di kantor pusat Apindo, Kuningan, Jakarta, Rabu (28/5/2014).
Ia menontohkan, subsidi BBM ternyata sebagian besar dinikmati oleh kalangan mampu. Mereka bukanlah target dari subsidi.
"Orang punya mobil kan nggak layak pakai BBM subsidi. Pupuk subsidi juga banyak masuk ke perkebunan dan lainnya," tegas CT.
Komite Ekonomi Nasional (KEN), lanjut CT, mempunyai rekomendasi untuk penghapusan subsidi BBM dan mengalihkannya ke subsidi langsung bagi masyarakat miskin dan hampir miskin.
"Subsidi yang tepat adalah subsidi ke orang, orang yang miskin dan hampir miskin diberi uang agar bisa bayar listrik dan kebutuhan lainnya. Harga listrik dan BBM itu normal, tidak ada subsidi," tuturnya.
Namun dalam waktu dekat, demikian CT, sulit menghapuskan subsidi BBM. Langkah tersebut membutuhkan proses yang cukup panjang dan tidak mudah, karena melibatkan urusan politik.
"Dalam waktu yang tersisa, tidak mungkin untuk menghapuskan BBM subsidi. Prosesnya panjang, karena keputusan ini keputusan politik. Saat ini kita menyiapkan fondasi dan opsi-opsinya agar pemerintah selanjutnya bisa melaksanakan," katanya.
(rrd/hds)











































