Indonesia juga terbelenggu dengan subsidi BBM yang nilainya mencapai Rp 200 triliun lebih per tahun, dan sulit untuk dihapuskan.
Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, penyelesaian masalah energi cukup sederhana dan mudah. Dia menyatakan, Indonesia terlalu bergantung pada bahan bakar minyak (BBM).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi mengaku, soal ketergantungan pada subsidi BBM ini telah diketahuinya karena dia menjabat Gubernur DKI Jakarta. Dia menilai ada kepentingan yang membuat Indonesia terlalu bergantung pada BBM.
Sementara terkait listrik, Jokowi mengatakan, pembangunan pembangkit listrik seringkali terhadang perizinan yang rumit, sehingga tidak jelas kepastian kapan proyek bisa dimulai.
Jokowi bahkan berjanji, bila dia menjadi presiden, investor diberi jaminan proyek pembangkit listriknya selesai maksimal dalam 2 tahun. Bila tidak selesai, uang investor akan kembali.
"Kalau saya pasti beri target. Menteri saya beri target. Misalnya 5 tahun pembangkit listrik 10.000 MW. Kalau nggak bisa maaf, yang antre menteri itu banyak. Menterinya saya beri target, kemudian targetnya nggak tercapai. Maaf saya ganti. Gampang kan? Gampang banget," cetusnya.
(dnl/hen)











































