Minyak ini merupakan milik Pertamina yang diambil dari sumur Chevron di Dumia. MT Jelita Bangsa yang disewa Pertamina harusnya membawa minyak tersebut ke Kilang Balongan, namun tanker ini menyelundupkannya ke kapal lain di perbatasan Malaysia.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan, MT Jelita Bangsa melakukan pelanggaran penyelundupan yang sangat jelas, yaitu mematikan GPS dan menyimpang dari jalur yang seharusnya. "Ini kriminal. Pertamina meminta agar ini diusut tuntas pelakunya. Diadili dan dihukum," tegas Hanung di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (13/6/2014).
Hanung mengatakan, Pertamina akan menuntut perusahaan pemilik tanker, yaitu PT Trada Maritim Tbk (TRAM), untuk memastikan minyak mentah ini diantar ke Balongan dengan jumlah utuh. Ini sudah diatur dalam kontrak sewa Pertamina dengan pemilik tanker yang disewa.
Pada kesempatan itu, Hanung menjelaskan, dari informasi awal yang dia dapatkan, ada 800 ton minyak mentah yang diselundupkan MT Jelita Bangsa, dengan 'dikencingi' ke kapal lain bernama MT Ocean Maju.
Soal minyak yang 'dikencingi' ini, Hanung mengungkapkan ada 2 kemungkinan dari mana minyak ini berasal. Pertama dari dari kargo minyak yang ada, atau ada minyak yang dititipkan seseorang ke kapten kapal untuk diselundupkan.
"Saya tidak menuduh, saya tidak berprasangka, tapi saya minta aparat penegak hukum meneliti semua kemungkinan ini," ujar Hanung.
Bila nanti ada surveyor independen yang dikirim dan ternyata menyatakan volume kargo minyak Pertamina di MT Jelita Bangsa tidak berkurang, maka sangat mungkin minyak yang diselundupkan adalah titipan. Tapi Hanung tidak menjelaskan lebih jauh soal minyak titipan ini.
"Saya berharap penegak hukum memeriksa segala kemungkinan itu supaya tuntas, supaya hal-hal demikian tidak terulang lagi, karena terus terang Pertamina dirugikan dengan pemberitaan ini. Kalau dari sisi material kita tidak dirugikan, tapi kalau dari sisi citra kita dirugikan, sudah banyak yang berceloteh soal Pertamina sepertinya tahu apa yang terjadi dan cenderung sudah menyudutkan Pertamina," paparnya.
"Saya ingin nyatakan Pertamina menyerahkan semuanya kepada aparat hukum untuk menuntaskan kasus ini, membawa pelakunya apakah itu yang berada di kapal ataukah otaknya, ataukah main master-nya diseret ke pengadilan sampai ke hukum," tegasnya.
(dnl/ang)