Akan ada 1,3 juta meter kubik per hari gas yang disalurkan kepada 14 perusahaan tersebut.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PGN Djoko Saputro menyatakan, perjanjian jual beli gas dengan sektor industri di Lampung merupakan momentum penting bagi upaya untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi sebagai energi baik yang efisien dan ramah lingkungan. Penggunaan gas ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan produktivitas industri, sehingga sektor ekonomi di Lampung akan tumbuh semakin tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Industri yang menerima aliran gas dari FSRU Lampung itu adalah PT Coca Cola Amatil Indonesia, PT Garuda Food Putra Prima, PT Nestle Indonesia, Novotel Lampung, PT Bumi Menara Internusa, PT Tunas Baru Lampung, PT Gizi Utama, PT Japfa Comfeed, PT Philips Seafood, Hotel Sahid Bandar Lampung, PT LDC Indonesia, PT Aman Jaya Perdana, Hotel Aston Lampung, dan Golden Dragon.
Selain 14 perusahaan tersebut, Djoko menambahkan, saat ini emiten berkode PGAS juga sedang melakukan finalisasi negoisasi dengan PLN untuk memasok tiga pembangkit PLN di Lampung. Tiga pembangkit PLN itu adalah pembangkit listrik Sri Bawono, Sutami, dan Tarahan. Adapun pasokan gas yang akan dialirkan untuk tiga pembangkit tersebut sebesar 45 MMSCFD atau 40,5 juta meter kubik per hari.
Menurut Djoko, selain industri dan listrik, FSRU Lampung juga mengalirkan gas untuk sektor rumah tangga dan usaha kecil menengah (UKM) di Lampung. Untuk menghubungkan sumber gas dari PGN FSRU Lampung ke berbagai sektor di Lampung itu, PGN telah merampungkan pembangunan jaringan distribusi ke titik sasaran.
Saat ini PGN sudah menyelesaikan jaringan distribusi sepanjang lebih dari 90 kilometer. Dalam tahap awal, PGN membangun jaringan sepanjang 100 kilometer di Lampung.
Pembangunan proyek jaringan gas bumi terintegrasi Lampung ini telah mendapatkan izin prinsip melalui Keputusan Gubernur Lampung no G/743.a/II.06/HK/2011. Pemerintah Lampung juga sudah mengeluarkan Surat No. 340/2940/111.17/2010 pada 23 November 2010 perihal Pemanfaatan Gas PGN di Wilayah Lampung.
Khususnya untuk wilayah Lampung, PGN mengalokasikan gas dari PGN FSRU Lampung sebesar 80 MMSCFD. Jumlah ini menurut Djoko bisa ditambah seiring dengan pertumbuhan penggunaan gas di Lampung. Selain Lampung, PGN FSRU Lampung juga akan memasok kebutuhan gas untuk berbagai sektor mulai dari rumah tangga, UKM, industri, dan listrik di Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. PGN FSRU Lampung sendiri memiliki kapasitas regasifikasi sebesar 240 MMSCFD.
PGN FSRU Lampung merupakan salah satu FSRU terbesar di dunia. FSRU adalah sebuah kapal yang dilengkapi fasilitas penampung LNG (gas alam cair) dan peralatan yang mampu merubah LNG dari bentuk cair ke bentuk gas (proses regasifikasi) untuk kemudian disalurkan ke konsumen melalui jaringan pipa gas sumber pasokan FSRU Lampung dalam tahap awal berasal dari Kilang LNG Tangguh Papua maupun kilang lainnya.
Pada tahun ini PGN FSRU Lampung memperoleh pasokan gas sebanyak 5 kargo LNG Tangguh. Pada tahun depan alokasi LNG dari Tangguh tersebut akan meningkat hingga sebesar 14 kargo.
Djoko menjelaskan, pembangunan PGN FSRU Lampung merupakan bagian integral dari Proyek Gas Bumi Terintegrasi Indonesia yang sedang dibangun dan dikembangkan oleh PGN. Berbeda dengan FSRU yang sudah beroperasi di Indonesia, PGN FSRU Lampung merupakan terobosan karena diintegrasikan dengan jaringan pipa transmisi dan distribusi sehingga dapat dipergunakan secara luas oleh semua sektor industri, rumah tangga, UKM listrik dan transportasi di berbagai daerah. Mulai dari Lampung sendiri, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta.
(dnl/ang)











































