Area yang saat ini tengah ditambang oleh Freeport adalah Grasberg yang dalamnya mencapai 1.000 meter dan berdiameter 3,9 km. Grasberg berada di ketinggian 4.285 meter di atas permukaan laut.
Jumat (14/11/2014) detikFinance berkesempatan mendatangi kawasan pertambangan di Freeport di Timika, Papua. Perlu persiapan khusus untuk bisa mencapai kawasan pertambangan yang tingginya hampir 1,5 kali lipat Gunung Merapi itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampai di Tembagapura, orang-orang yang ingin melihat area pertambangan Freeport harus menjalani tes kesehatan. Beberapa pengarahan tentang keselamatan juga diberikan oleh tim.
Perlengkapan keselamatan pun wajib dipakai untuk menuju ke area pertambangan yang berada di atas gunung. Alat keselamatan standar antara lain, helm, sepatu boot, rompi, dan kaos tangan.
Setelah itu, bus akan membawa sampai ke terminal trem. Bus berukuran besar itu pula yang biasa digunakan para pekerja untuk menuju area tambang.
Jalan yang dilalui terus menanjak dan berliku. Sebelum sampai di terminal trem, terlihat beberapa kawasan pemukiman para pekerja.
Untuk menuju kawasan tambang, para pekerja harus menaiki trem yang berkapasitas 100 orang sekali berangkat. Trem yang berbentuk seperti kereta gantung raksasa itu ditarik menggunakan kabel sepanjang kurang lebih 1 km. Perlu diketahui, kabel itu dipasang di sekitar dinding gunung yang sudut kemiringannya hampir 90 derajat.
Setelah menaiki trem, pekerja masih harus kembali naik bus yang akan mengantarkan ke area tambang. Di dekat area tambang, ada beberapa bangunan yang digunakan untuk maintenance alat-alat berat, perawatan ban, dan pengolah batu kapur.
Sesampainya di kawasan pertambangan, udara dingin langsung menyambut. Di ketinggian lebih dari 4.200 meter suhu udara hanya 3-5 derajat celcius.
Tekanan udara pun sangat tinggi. Persediaan oksigen sangat terbatas, sehingga akan sedikit sulit untuk bernafas.
Wakil Ketua DPR, Oesman Sapta Odang yang ikut meninjau area pertambangan PT Freeport pun mengalami kesulitan bernafas. Oesman Sapta bahkan harus mendapat bantuan oksigen untuk bernafas.
Di kawasan pertambangan, lubang besar menganga di atas gunung itu. Lubang yang dinamakan Grasberg itu merupakan tambang terbaru yang digali PT Freeport.
Grasberg memiliki kedalaman sekitar 1000 meter dan diameter selebar 3,9 Km. Jalan-jalan setapak nampak melingkar-lingkar di dalam lubang dalam itu.
Dulu, lubang itu merupakan gunung. Namun, kini gunung itu telah hilang, berganti menjadi lubang besar yang menganga.
Alat-alat berat menyambut saat kami tiba di area pertambangan. Truk raksasa yang bisa mengangkut material sebesar 250 ton sekali angkut terlihat sedang beroperasi. Berbagai alat berat juga tengah berjalan.
Sayangnya, kabut menutupi sebagian wilayah pertambangan. Di ketinggian seperti itu, kabut memang selalu turun setiap hari, bahkan kadang ada hujan salju.
Para pekerja seakan sudah tak merasakan dinginnya udara dan terbatasnya oksigen. Mereka terus bekerja selama 24 jam dalam sehari dibagi menjadi 3 shift. Masing-masing pekerja memiliki jam kerja selama 8 jam. Tak ada waktu libur, penambangan dilakukan selama 7 hari dalam seminggu.
Tak jauh dari Grasberg, ada bekas lahan penambangan Freeport yang kini sudah tak terpakai. Lahan bekas penambangan yang berupa lubang besar itu kini hanya menjadi tempat penampungan air. Bahkan wujudnya lebih menyerupai danau di atas gunung.
(kha/ang)