BBM Mahal, Ini 2 Bahan Bakar Alternatif yang Lebih Murah

BBM Mahal, Ini 2 Bahan Bakar Alternatif yang Lebih Murah

- detikFinance
Jumat, 28 Nov 2014 11:26 WIB
BBM Mahal, Ini 2 Bahan Bakar Alternatif yang Lebih Murah
Jakarta - Pemerintah telah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 2.000/liter. Jika masyarakat menganggap terlalu mahal, ada alternatif bahan bakar yang lebih murah namun kualitasnya justru lebih bagus.

PT Pertamina (Persero) memiliki produk bahan bakar Liquified Gas for Vehicles (LGV). Harganya hanya Rp 5.100/liter, namun kualitasnya setara lebih unggul dari Pertamax Plus RON 95.

Kualitas pembakaran LGV sama dengan RON 98 dan ramah lingkungan. Tekanannya sekitar 8-12 bar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

LGV sesungguhnya adalah Liquified Petroleum Gas (LPG). Namun bedanya LPG tabung sering dipakai untuk memasak, LGV dipakai untuk kendaraan.

"Harga LGV jauh lebih murah, hanya Rp 5.100/liter setara premium. Tapi kualitas setara RON 98," ujar Vice Presiden Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir kepada detikFinance, Jumat (28/11/2014).

Karena kualitas pembakarannya setara RON 98 dan harganya murah, taksi-taksi kelas atas banyak menggunakan LGV. Di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kuningan, Jakarta, cukup banyak taksi mewah mengisi LGV.

Selain LGV, masyarakat juga mempunyai pilihan bahan bakar lebih murah lagi yakni CNG (Compressed Natural Gas). Bahan bakar ini dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam.

CNG disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan, biasanya berbentuk silinder. CNG memiliki tekanan 200 bar, dengan tangki yang lebih besar ketimbang LGV.

CNG banyak digunakan di bajaj dan bus Trans Jakarta. Selain itu, CNG juga kerap dipakai angkutan umum di Surabaya dan Palembang.

Namun sayangnya, belum banyak kendaraan yang menggunakan kedua bahan bakar yang murah dan ramah lingkungan ini. Pasalnya, pemilik kendaraan harus investasi cukup mahal untuk menambah alat yakni converter kit. Apalagi infrastruktur SPBG masih sedikit.

"SPBG kita semakin banyak dan terus ditambah. Tapi sayang yang beli tidak terlalu banyak," tutur Ali.

(rrd/hds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads