Dituding Diam-diam Impor Minyak dari Azerbaijan, Ini Penjelasan Pertamina

Dituding Diam-diam Impor Minyak dari Azerbaijan, Ini Penjelasan Pertamina

- detikFinance
Selasa, 17 Feb 2015 19:43 WIB
Jakarta - Unit Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina dianggap tidak transparan dalam melakukan impor minyak mentah. Salah satunya impor dari Socar (State Oil Company), perusahaan minyak dari Azerbaijan, dan Vitol dari Swiss. Apa penjelasan Pertamina.

"Dalam jumpa pers ini, selain dihadiri seluruh direksi Pertamina, juga kami hadirkan VP (Vice President) ISC Pak Daniel Purba. Sehingga bisa menjelaskan impor yang dilakukan beberapa waktu lalu, yang banyak bilang diam-diam dan tidak transparan," kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (17/2/2015).

ISC adalah salah satu unit di Pertamina, yang sejak 1 Januari 2015 menggantikan kewenangan Pertamina Energy Trading (Petral) dalam pengadaan ekspor/impor minyak mentah serta BBM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daniel Purba mengatakan, pada April 2015, Pertamina membutuhkan impor 2 x 950.000 barel minyak mentah atau 1,9 juta barel minyak jenis medium, dan 2 x 600.000 barel minyak jenis heavy.

"Dalam pengadaan impor ini, pada 22 Januari 2015 kita sudah buka penawaran dengan mengundang 62 mitra usaha terdiri dari 20 National Oil Company (NOC), 15 produsen atau pemilik kilang minyak, dan 27 trader minyak," ungkapnya.

Dari 62 yang diundang, 29 mitra usaha tidak merespons, dan 30 mitra usaha yang menawarkan penawaran.

"Padahal kita butuh hanya dua pasokan. Ini bukti ketika kita melakukan penawaran di pasar minyak, banyak sekali yang berminat," ucapnya.

Dari 30 mitra usaha yang mengajukan penawaran, ISC memenangkan tender untuk dua perusahaan, pertama untuk jenis minyak mentah medium dimenangkan Vitol, sedangkan jenis minyak heavy dimenangkan Socar dari Azerbaijan.

"Socar adalah NOC dari Azerbaijan, Vitol adalah perusahaan kelas internasional. Keduanya menang karena memberikan harga yang terbaik. Saya tidak bisa memberitahukan berapa harganya, karena ini etika bisnis," ucapnya.

Daniel menambahkan, ISC juga melakukan penawaran untuk kebutuhan Pertamax RON 92 sebanyak 140.000 barel untuk kebutuhan Februari 2015. ISC membuka penawaran pada 28 Januari dengan mengundang 107 mitra usaha.

"Kita undang semua mitra terutama yang memiliki kilang minyak, mulai dari produsen di Taiwan, Tiongkok, Australia, sampai Papua Nugini," ucapnya.

"Dari 107 yang diundang 18 yang memberikan penawaran, yang menang adalah Unipec perusahaan oil trading company Sinopec yang merupakan NOC Tiongkok," tutup Daniel.

(rrd/dnl)

Hide Ads