Pelabuhan Cilamaya Dibangun, Pertamina Bakal Rugi Rp 147 Triliun

Pelabuhan Cilamaya Dibangun, Pertamina Bakal Rugi Rp 147 Triliun

- detikFinance
Senin, 02 Mar 2015 15:48 WIB
Jakarta - Kementerian Perhubungan memastikan rencana pembangunan Pelabuhan Cilamaya, Karawang, Jawa Barat, tetap dilanjutkan. Bagi PT Pertamina (Persero), bila proyek tersebut terealisasi maka total kerugian kehilangan pendapatan mencapai US$ 12,3 miliar atau sekitar Rp 147,6 triliun.

"Seluruh Direksi Pertamina sudah sepakat menyatakan penolakan rencana pembanguna Cilamaya, karena melihat dampak yang ditimbulkan dari proyek tersebut sangat besar," kata Manajer Media Pertamina Adiatma Sardjito, kepada detikFinance, Senin (2/3/2015).

Adiatma mengungkapkan, selain produksi minyak mentah nasional terancam anjlok signifikan, karena proyek tersebut mengancam menghentikan produksi Blok PHE ONWJ di lepas pantai Jawa Barat sebesar 45.000 barel per hari. Proyek Cilamaya juga berdampak besar bagi infrastruktur di PHE ONWJ dan sekitarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sudah hitung-hitung, total kerugian akibat dampak proyek Cilamaya mencapai US$ 12,3 miliar," ungkapnya.

Adiatma merinci kerugian yang ditimbulkan bila proyek Pelabuhan Cilamaya dilanjutkan. Kerugian mencakup dampak langsung yang yang dialami Pertamina hingga kerugian terhadap pendapatan Pertamina seperti produksi harian migas yang berhenti.

Ada dua dampak yaitu, kerugian dari biaya yang dikeluarkan langsung Pertamina yang mencapai US$ 206 juta dan kerugian pendapatan sebesar US$ 12,3 miliar.

Berikut rinciannya:

  • Dari 1.600 Km panjang total pipa minyak ONWJ, sebagian ada yang sudah dipendam ke dalam, namun masuknya kapal-kapal besar menuju Pelabuhan Cilamaya, pipa yang sudah dipendam harus dipendam lagi lebih dalam. Ini membutukan dana sekitar US$ 31 juta, dan akibat pengerjaan ini, Pertamina kehilangan pendapatan US$ 350 juta.
  • Sebagian pipa yang masih ada dipermukaan pun harus dipendam juga dengan kedalaman 6 meter di bawah dasar laut, pengerjaan ini membutuhkan biaya langsung US$ 51 juta, dan Pertamina akan kehilangan pendapatan US$ 6 miliar.
  • Kehilangan produksi minyak dan gas bumi selama pembangunan pelabuhan, mencapai US$ 6 miliar.
  • Selama ini PHE ONWJ memasok gas ke pembangkit listrik PLN. Berhentinya operasi ONWJ akibat proyek Cilamaya membuat Pertamina kehilangan pendapatan dari penjualan gas ke PLN sebesar US$ 550.000.
  • Pertamina juga akan kehilangan pendapatan dari penjualan gas ke PT Pupuk Kujang sebesar US$ 600.000/hari, yang selama ini dipasok dari PHE ONWJ.
Jadi total kehilangan pendapatan yang dialami Pertamina, bila proyek Pelabuhan Cilamaya bisa mencapai US$ 12,3 miliar.

"Pertamina mempertanyakan posisi pelabuhan yang berada di Cilamaya, Jawa Barat. Mengapa tidak bisa digeser ke Cirebon atau daerah lain, apalagi kan saat ini Pelindo sedang mengembangkan New Tanjung Priok," kata Adiatma.

Seperti diketahui, Pelabuhan Cilayama dikhususkan dapat disandari kapal-kapal raksasa atau Ultra-Large Container Ships (ULCS) berkapasitas 13.000 TEUS.

Pertamina sudah memastikan, kapal-kapal yang berlabuh di Pelabuhan Cilamaya pastinya masuk ke wilayah operasi ONWJ di lepas pantai Jawa, dan mengancam pipa minyak dan gas di dasar laut dan anjungan minyak yang jumlahnya 200 unit.

(rrd/hen)

Hide Ads