Andalkan Angin, Warga Pelosok Sumba Bisa Nikmati Listrik

Andalkan Angin, Warga Pelosok Sumba Bisa Nikmati Listrik

- detikFinance
Rabu, 08 Apr 2015 08:40 WIB
Sumba Timur - Puluhan tahun warga di desa-desa Sumba Timur, salah satunya Desa Kamanggih, merasakan gelap gulita di malam hari. Namun, dalam 2-3 tahun terakhir ini mereka bisa merasakan nikmatnya listrik.

Hidup di pelosok daerah dan jauh dari infrastruktur membuat rumah-rumah di desa tersebut tak terjangkau kabel listrik PT PLN (Persero). Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka) dengan menggandeng CSR dari PT Pertamina (Persero) kemudian membangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau angin. Hingga akhirnya warga di sekitar desa tersebut bisa mendapatkan listrik.

"Selama hidup keluarga kami di sini baru nikmati listrik 2-3 tahun terakhir. Itu berkat adanya PLTB," kata David, warga Desa Kamanggih, yang ditemui detikFinance di sela kunjungan kerja Menteri ESDM Sudirman Said ke Sumba Timur, Rabu (8/4/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

David mengungkapkan, sejak adanya PLTB tersebut, 20 rumah warga di kampungnya bisa menikmati listrik selama 24 jam. Walaupun daya listrik yang dinikmati masih terbatas.

"Tiap rumah hanya bisa nyalakan 2 lampu dan 1 televisi. Rumah saya sering jadi tempat nonton televisi bersama, karena ada TV 21 inci yang diberikan Pak Dahlan Iskan (mantan Menteri BUMN) dulu waktu menginap di rumah saya," ungkap David.

Di lokasi yang sama, Direktur Ibeka Tri Mumpuni menambahkan, potensi angin Sumba ini sangat besar apalagi di bukit-bukit. Waktu pihaknya melihat potensi tersebut, tentu sangat cocok dikembangkan untuk pembangunan PLTB.

"Saat ini telah terbangun sebanyak 20 turbin angin yang berdiri di sini. Walau kecil listrik yang dihasilkan, tapi nikmatnya luar biasa bagi warga desa ini," kata Tri.

Turbin angin ini berdiri di atas bukit dengan tiang setinggi 4 meter. Turbinnya berputar sepanjang hari dengan mengandalkan kecepatan angin 2 meter/detik. Setiap turbinnya mampu menghasilkan listrik sebanyak 500 watt.

Sebagai gambaran, David dan warga desa Kamanggih lainnya harus menempuh ratusan km untuk bisa ke kota Sumba Timur. Sebagian besar kawasan di Sumba berupa hamparan padang savana yang panasnya cukup terik.

Perlu waktu 2-3 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan bermotor untuk sampai ke desa ini. Sebagian jalanan di desa ini berupa pengerasan, sebagian jalan juga sudah di aspal tapi jalannya banyak yang rusak dan berlubang.

(rrd/hds)

Hide Ads