Menteri ESDM Blusukan ke Kapal 'Raksasa' Penampung Minyak Blok Cepu

Menteri ESDM Blusukan ke Kapal 'Raksasa' Penampung Minyak Blok Cepu

- detikFinance
Minggu, 12 Apr 2015 10:32 WIB
Foto:Kementerian ESDM
Jakarta - Hari ini, (12/4/2015) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said meninjau Kapal 'raksasa' FSO (Floating Storage and Offloading) Gagak Rimang. FSO Gagak Rimang merupakan tempat penampungan minyak mentah yang diproduksi dari Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu, Jawa Timur.

Sudirman Said didampingi Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto, dan Presiden EMCL Jon Gibbs,

Demikian keterangan resmi yang dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, Minggu (12/4/2014)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lifting perdana produksi Lapangan Banyu Urip dari FSO Gagak Rimang juga direncanakan akan dilaksanakan hari ini," jelas keterangan ESDM.

Lifting pertama ini merupakan capaian penting dalam Proyek Lapangan Banyu Urip yang mengintegrasikan semua komponen produksi yang telah selesai dibangun sebelumnya, yaitu jalur pipa darat sepanjang 72 km, jalur pipa laut sepanjang 23 km, dan juga menara tambat serta FSO yang terletak di Laut Jawa.

Pada lifting pertama ini, PEPC, Pemerintah dan BUMD akan mengirimkan 550.000 barrel minyak mentah dari FSO Gagak Rimang ke Kilang–kilang Pertamina RU IV di Cilacap dan RU VI di Balongan dengan menggunakan Kapal Tanker milik PT Pertamina (Persero) yaitu MT. GUNUNG GEULIS. (SF)

Dalam situs Pertamina, Kapal 'raksasa' ini menampung hasil produksi lapangan Banyu Urip, merupakan jenis kapal tanker berjenis very large crude carrier (VLCC) yang dikonversi menjadi Kapal Fasilitas Penyimpanan dan Alir-Muat Terapung atau yang disebut sebagai EPC-4.

Proyek konversinya senilai US$ 298 juta ini memiliki daya tampung 1,7 juta barrel, yang dikerjakan oleh PT. Scorpa Pranedya yang bermitra dengan Sembawang Shipyard di Singapura. Kapal FSO tersebut diberi nama Gagak Rimang dan berbendera Indonesia.

Fasilitas terapung ini ditambatkan 23 km di lepas pantai Utara Tuban pada kedalaman laut 33 meter secara permanen ini dapat berputar 360 derajat disekitar menara tambat karena pada menara tambat terpasang swivel yang dilengkapi dengan flexible jumper hoses guna mengalirkan minyak dari swivel menuju fasilitas penyimpanan terapung tersebut.

Dengan menggunakan floating offloading hoses, fasilitas penyimpanan terapung dapat mengalirkan minyak kedua export tankers sekaligus yang ditambatkan pada FSO Gagak Rimang tersebut.

Gagak Rimang, adalah nama seekor kuda milik Adipati Arya Jipang, yang pada abad ke-16 kekuasaannya meliputi wilayah yang kini adalah Ce­pu, Blora, Bojonegoro dan Tuban. Nama Gagak Rimang di­pilih karena melambangkan ke­kuatan dan keandalan.

(drk/hen)

Hide Ads