Bertahun-tahun Kabupaten Talaud, Sulawesi tidak memiliki SPBU. Untuk itu, warga mengalami kesulitan mendapatkan BBM dan harus membeli BBM dengan harga mahal.
Salah satu warga bernama Gideon, menuturkan susahnya mendapatkan BBM di Kabupaten Talaud sudah sejak dari sebelum SBY menjadi presiden. Menurutnya, warga harus membeli BBM secara eceran di Kecamatan Beo yang jaraknya harus ditempuh selama satu jam.
"Di daerah terpencil harga BBM bisa sampai Rp 25.000 tapi kalau di perkotaan Rp 10.000. Namun, semua tergantung kapal dari Manado dan kalau mau beli di Kecamatan Beo," jelas Gideon di Kabupaten Talaud, Kamis (14/5/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Ketua Komisi I DPD, Benny Rhamdani yang juga warga asli Talaud menuturkan, kondisi ini harus dicermati dengan serius.
"Ini harus dicermati masalah serius dan mafia perminyakan," terangnya.
Baginya, masyarakat di Talaud seharusnya menjadi pusat perhatian pemerintah pusat. Pasalnya, warga di sini sudah terlalu banyak diterlantarkan dan akhirnya berpindah ke negara lain.
"Warga di sini sangat ingin segera adanya SPBU. Untuk itu diharapkan pemerintah pusat lebih peduli dengan warga," tutup Benny.
Sementara itu, Customer Relation Pertamina Marketing Operation Region VII Sulawesi, Ibnu Adiwena mengatakan, Pertamina siap menjaga keamanan pasokan BBM di Talaud dan wilayah kepulauan terluar di wilayah Sulawesi Utara. Selama ini, BBM di Talaud dan pulau terluar itu dipasok dari Depot Tahuna.
"Meskipun saat ini belum ada SPBU, kami menunjang kebutuhan BBM di Kepulauan Talaud melalui Agen Premium dan Minyak Solar (APMS)," jelas Ibnu.
"Untuk harga sampai Rp 25.000 itu di tingkat pengecer. Untuk Kepulauan Talaud sudah ada 2 APMS dan akan on progress menjadi 3," imbuh Ibnu.
Talaud memang merupakan satu dari 12 kabupaten di Indonesia yang belum memiliki satu pun SPBU. (dnl/ang)











































