Demi Listrik Murah, Pengusaha Dukung RI Bangun PLTN

Demi Listrik Murah, Pengusaha Dukung RI Bangun PLTN

Dana Aditiasari - detikFinance
Rabu, 03 Jun 2015 14:15 WIB
Demi Listrik Murah, Pengusaha Dukung RI Bangun PLTN
Foto: Reuters
Jakarta - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di tanah air terus menuai pro dan kontra. Padahal, sumber energi ini dianggap sebagai jawaban atas kebutuhan sumber energi murah yang sangat dibutuhkan di Indonesia saat ini.
โ€Ž
Wakil Ketua Umum Bidang Infrastruktur Kamar Dagan dan Industri (Kadin) Indonesia, Zulnahar Usmanโ€Ž menjelaskan, pandangan miring yang dilontarkan beberapa pihak tentang nuklir yang dianggap tidak aman adalah pandangan yang keliru.

Buktinya, kata dia, 60 tahun negara Jepang menggunakan teknologi ini sebagai pembangkit listrik tidak pernah terjadi masalah.

"Kalau pun waktu itu terjadi kebocoran lebih disebabkan tsunami yang besar sekali, dan itu merupakan kejadian luar biasa. Jadi masalahnya bukan di teknologi. Teknologi sudah aman," ujar dia ditemui di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu (3/6/2015).

Belajar dari negara Jepang, sambung dia, justru yang harus dilakukan Indonesia bukanlah menghindari penggunaan Nuklir untuk pembangkit listrik melainkan mencari solusi terkait lokasi yang dianggap aman untuk mendirikan PLTN ini.

"Tinggal tetapkan satu lokasi untuk bangun PLTN. Satu pulau begitu misalnya. Pilih yang jumlah penduduknya sangat sedikit dan secara lokasi mendukung berdirinya PLTN. Paling kita tinggal perlu pikirkan membuat jaringan antar pulaunya. Jadi bukan dihindari, tapi belajar dari kekuarangan dan kita sempurnakan," tutur dia.

Ia pun mengatakan, bahwa dengan perkembangan teknologi saat ini, pembangkit listri tenaga nuklir ini sudah semakin aman. "Sekarang sudah generasi ke empat. Generasi 3 saja sudah aman apa lagi generasi 4," kata dia.

Dengan penerapan sumber energi Nuklir ini, jelas dia, diharapkan dapat mendukung program pemerintah menyediakan listrik murah bagi masyarakatnya.

"Kalau ini bisa diterapkan, ditambah pemanfaatan sumber energi alternatif lain seperti panas bumi, matahari, angin dan sebagainya, mudah-mudahan di masa depan Pemerintah nggak perlu lagi berkutat dengan kenaikan tarif listrik karena kita sudah bisa buat energi murah," pungkas dia.

Saat ini, sebagian besar Pembangkit listrik di tanah air masih menggunakan bahan bakar fosil seperti Batubara dan Bahan Bakar Minyak. Hal ini membuat tarif listrik di tanah air sangat rentan mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan harga bahan bakar minyak dunia. Mengingat harga BBM menggunakan patokan harga di luar negeri yang menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat.

(Dana Aditiasari/Rista Rama Dhany)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads