Hal ini terungkap, dalam rapat kerja Kementerian ESDM, PT PLN (Persero) dengan Komisi VII DPR beberapa waktu lalu.
Berdasarkan data ESDM dan PLN dalam rapat kerja yang dikutip detikFinance, Selasa (30/6/2015), terungkap fakta rumah yang menikmati subsidi listrik sebanyak 54 juta pelanggan PLN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat fakta tersebut, pemerintah berencana merasionalisasikan kebijakan subsidi listrik, salah satunya dengan tidak lagi memberikan subsidi listrik kepada dua golongan yakni:
- Golongan Rumah Tangga 1 (R-1) dengan daya maksimal 450 Volt Amper (VA),
- Golongan R-2 dengan daya maksimal 900 VA.
Pemerintah mengajukan subsidi listrik dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016 sebesar Rp 68 triliun. Artinya, dua golongan tersebut akan menyerap subsidi listrik tahun depan sebanyak Rp 59 triliun (86%).
Pertanyaanya mengapa pemerintah ingin kedua golongan tersebut tak lagi disubsidi listriknya? Kan dengan rumah daya listrik 450 dan 900 VA identik dengan rumah kecil.
Masih dari data ESDM dan PLN tersebut, upaya untuk tidak memberikan subsidi listrik pada dua golongan ini karena:
- Ditenggarai ada konsumen R-1 450 VA dan R-1 900 VA yang tidak layak menerima subsidi listrik.
- Dari data Sensus Nasional 2012, pendapatan konsumen kedua golongan listrik tersebut meningkat setiap tahunnya.
- Pengeluaran untuk listrik per bulannya untuk R-1 450 = Rp 33.096/bulan, R-1 900 VA Rp 53.505/bulan. Sementara dari data Susenas tersebut, pengeluaran rokok konsumen kedua golongan ini masing-masing Rp 47.603/bulan dan Rp 62.854/bulan. Sedangkan untuk pengeluaran pulsa HP mencapai Rp 40.384/bulan dan Rp 77.332/bulan.











































