Nelayan Cirebon Bakal Pakai Lampu Tenaga Matahari Hingga Air Laut

Cirebon - Para nelayan di Cirebon, Jawa Barat mendapat bantuan Lampu Age-Petromat berbahan bakar air laut dan Lampu Surya kepada nelayan Kabupaten/Kota Cirebon, Jawa Barat.

Ada 250 buah lampu Age-Petromat dan 1000 buah lampu tenaga surya yang diserahkan ke nelayan dalam rangka pembangunaan Infrastruktur sektor ESDM untuk nelayan.

Kepala Badan Litbang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) selaku Ketua Harian Pelaksana Hari Nusantara ke-15, FX. Sutijastoto menyerahkan bantuan sektor ESDM berupa (berapa) kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Cirebon dan Pemerintah Kabupaten Cirebon.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut penyerahan bantuan sektor ESDM kepada nelayan yang dilakukan secara simbolis kepada nelayan saat Peluncuran Peringatan Hari Nusantara ke-15 oleh Menteri ESDM Sudirman Said di Pelabuhan Nelayan Nusantara Kejawanan, Cirebon, tanggal 1 Juni 2015 lalu.

"Lampu Pertamat merupakan sumbangan dari BPH Migas sementara Lampu Surya dari Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE)," kata Sutijastoto dalam keterangan tertulis, saat acara di Kantor Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) Kementerian ESDM, di Cirebon, Sabtu (4/7/2015).

Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Cirebon, Eriethrina mengatakan, bahwa masyarakat Cirebon, khususnya nelayan sangat berterima kasih atas bantuan ini.

"Bantuan ini sangat membantu. Ini tentu akan meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan nelayan di wilayah Cirebon," kata Eriethrina.

Peringatan Hari Nusantara merupakan perhelatan tahunan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati dan mengisi Deklarasi Djuanda yang dicetuskan pada 13 Desember 1957 oleh Perdana Menteri Indonesia saat itu, Djuanda Kartawidjaya. Dalam deklarasi tersebut secara nyata diungkapkan bahwa laut Indonesia di antara dan di dalam Kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah Republik Indonesia.

Peringatan Hari Nusantara diharapkan dapat menjadi kegiatan yang tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga diarahkan sebagai pendukung dalam program mewujudkan Indonesia sebagai 'Poros Maritim Dunia'.

(rrd/hen)