PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), baru saja meresmikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang Unit 5, berkapasitas 1 x 35 megawatt (MW).
Peresmian dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) Minggu, (5/7/2015). Jokowi juga mengeluarkan perintah, agar para menterinya memberikan prioritas proyek pembangkit energi terbarukan dibandingkan pembangkit berbahan fosil, walaupun sebenarnya harga pembelian listrik jauh lebih mahal.
Tidak hanya berhenti di PLTP Kamojang, PGE masih memiliki beberapa proyek lagi yang akan dibangun hingga beroperasi pada 2019, dengan investasi sebanyak US$ 2,5 miliar. Sehingga dalam lima tahun lagi PGE memiliki kapasitas PLTP total sebanyak 907 MW.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Ulubelu Unit 3 dan 4 di Lampung
|
Dengan nilai total investasi sebesar US$ 524,26 juta dengan pembiayaan pembangunan PLTP menggunakan pendanaan dari Subsidiary Loan Agreement dari Bank Dunia melalui pemerintah Indonesia, ditargetkan proyek ini beroperasi komersial bertahap pada Agustur 2016 untuk unit 3, dan Juli 2017 untuk unit 4.
Proyek ini menyerap sekitar 1.200 tenaga kerja selama proyek berlangsung dan menambah kapasitas pembangkit Area Ulubeli menjadi 220 MW, sehingga dapat memenuhi kebutuhan listrik sekitar 440.000 kepala keluarga melalui transmisi pembangkit di Lampung.
2. Lahendong Unit 4 dan 6 di Minahasa
|
Dengan nilai total investasi sebesar US$ 282,07 juta dengan pembiayaan pembangunan PLTP menggunakan pendanaan dari Subsidiary Loan Agreement dari Bank Dunia melalui pemerintah Indonesia, ditargetkan beroperasi komersial Desember 2016 untuk unit 5 dan Desember 2017 untuk unit 6.
PLTP ini akan menyerap 1.200 tenaga kerja selama proyek berlangsung dan akan menambah kapasitas PLTP di Area Lahendong menjadi 120 MW. Sehingga dapapat memenuhi kebutuhan listrik 240.000 kepala keluarga, melalui transmisi pembangkit listrik di Minahasa, Sulawesi Utara.
3. Lumut Balai Unit 1&2 di Muara Enim
|
Total investasi sebesar US$ 683,51 juta dengan pembiayaan dari Subsidiary Loan Agreement dari JICA melalui pemerintah Indonesia.
Ditargetkan proyek ini selesai pada Desember 2016 untuk Unit 1, dan Juni 2018 untuk Unit 2. Proyek ini menyerap sekitar 1.200 tenaga kerja selama proyek berlangsung dan dapat memenuhi kebutuhan listrik untuk kurang lebih 220.000 kepala keluarga melalui transmisi pembangkit di Sumtera Selatan.
4. Karaha Unit 1 di Garut
|
Total investasi mencapai US$ 187,10 juta, ditargetkan beroperasi komersial pada Desember 2016. Proyek ini akan menyerap 1.200 tenaga kerja selama proyek dibangun, dan dapat memenuhi kebutuhan listrik sekitar 60.000 kepala keluarga melalui transmisi pembangkit listrik di Jawa Barat.
5. Hululais Unit 1 di Bengkulu
|
Dengan nilai total investasi sebesar US$ 248 juta, ditargetkan beroperasi komersial pada Januari 2018. Proyek ini menyerap 750 tenaga kerja selama proyek berlansung dan dapat memenuhi kebutuhan listrik sekitar 110.000 kepala keluarga melalui transmisi pembangkit listrik di Bengkulu.
6. Kerinci Unit 1, Jambi
|
Proyek ini akan menyerap 750 tenaga kerja selama proyek berlangsung dan dapat memenuhi kebutuhan listrik untuk kurang lebih 110.000 kepala keluarga, melalui transmisi pembangkit listrik di Jambi.