Rizal Ramli Ragukan Proyek 35.000 MW, Ini Penjelasan PLN

Rizal Ramli Ragukan Proyek 35.000 MW, Ini Penjelasan PLN

Feby Dwi Sutianto - detikFinance
Senin, 07 Sep 2015 17:50 WIB
Rizal Ramli Ragukan Proyek 35.000 MW, Ini Penjelasan PLN
Jakarta - Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli meragukan mega proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW) susah tercapai dalam kurun 5 tahun ke depan. Bila dilaksanakan, Indonesia akan kelebihan pasokan hingga 21.000 MW. Kelebihan listrik itu harus dibeli oleh PT PLN (Persero) sehingga bisa membebankan keuangan perseroan.

Direktur PLN Sofyan Basir menjelaskan, proyeksi 35.000 MW sudah menyesuaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi hingga pertumbuhan penduduk dalam lima tahun ke depan.

"Misalnya kayak tadi Pak Rizal sampaikan hari ini 4,5%, mungkin kan tahun depan bisa 6% (pertumbuhan ekonominya). 4 tahun lagi kita nggak tahu berapa. Tapi kalau kita berpikir atas dasar yang sangat pesimis, kan nggak bisa, makanya kata Pak Rizal jangan kita sebut secara angka, kita bicara prospek ke depan. Jadi apa nanti yang berjalan, tiap tahun kan kita kaji," papar Sofyan di Kemenko Maritim dan Sumber Daya, Jakarta, Senin (7/9/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait kelebihan pasokan, Sofyan menilai PLN harus memiliki cadangkan listrik yang cukup di setiap daerah. Dengan asumsi kebutuhan pelanggan satu rumah 1.000 watt maka PLN setidaknya harus menyediakan pasokan 1.400 watt, karena akan ada lonjakan permintaan saat beban puncak di malam hari.

"Kalau kamu butuh 1.000 watt di rumahmu, PLN siapinnya 1.400 watt. Kan gini, ada peak malam, sama siang lain. Di daerah-daerah tertentu, cadangannya bisa 60%. Itu yang pertama. Yang namanya cadangan, pembangkit kan harus ada perbaikan," ujarnya.

Cadangan listrik juga berperan bila terjadi perbaikan. Kelebihan akan dipakai untuk mendukung kekurangan pasokan bila terjadi perbaikan pembangkit.

"Cadangannya bisa 60%. Itu yang pertama. Yang namanya cadangan, pembangkit, kan harus ada perbaikan. Kalau lagi mati mau dimatiin 3 bulan? Kalau kamu bilang harus pas beli listriknya, saat perbaikan rutin bisa 2 minggu sampai 3 balun, kan itu mati, mau mati bulan listriknya," ujarnya.

(feb/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads