"Seperti Norwegia. Saya agak terkejut ketika didatangi orang dari mereka (Norwegia) dan bilang, dia mengakumulasikan dana dari penjualan minyak, karena mereka kan produsen minyak besar, dia eksportir besar dengan oil farm (Petroleum Fund) itu dia investasi di mana-mana," ujar Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro, di acara diskusi "Energi Sebagai Modal Pembangunan" di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (17/9/2015).
Bambang mengatakan, dari dana hasil keuntungan minyak dimasukkan ke dalam Petroleum Fund atau seperti dana abadi, diputar oleh pemerintah Norwegia untuk investasi di pasar uang, surat utang negara dan banyak lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya Norwegia, di negara-negara Timur Tengah juga memiliki Petroleum Fund seperti Abu Dhabi Investment Authority, di Arab Saudi juga ada, termasuk Azerbaijan.
"Saya bukan mengecilkan Indonesia, kalau tahun 1970-1980-an itu kita seperti kaya minyak lagi jaya-jayanya, produksi 1,3 juta barel per hari, mungkin relevan bentuk oil fund (Petroleum Fund). Tapi sekarang produksi kita turun, sementara kebutuhan kita meningkat, penduduk kita 250 juta jiwa, negara seperti Norwegia, Arab Saudi, UEA mereka surplus minyak, penduduk mereka sedikit," tutup Bambang.
(rrd/hen)











































