Melalui kesepakatan tersebut GE Oil & Gas akan memelihara dan memantau perangkat non GE yang disediakan oleh Original Equipment Manufactures (OEMs) lain. GE akan berperan sebagai pemasok tunggal maintance PT Donggi Senoro LNG.
"Kerja sama ini memungkinkan GE dan DSLNG memantau perangkat pabrik secara single interface serta melakukan identifikasi permasalahan untuk menjamin kehandalan dan keamanan yang lebih baik. Ini merupakan langkah besar dalam hal pemantauan dan diagnostik serta berpotensi membuka keuntungan produktivitas yang signifikan. Tujuan utamanya tetap untuk optimalisasi produksi," ungkap Iwan Chandra, Presiden Direktur GE Oil & Gas Indonesia ditemui dalam acara Partnership for Contractual Service Agreement GE Oil & Gas dengan PT Donggi Senoro LNG di Hotel Mulia, Jakarta, Senin (30/11/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"GE akan memberikan paket layanan paket lengkap mulai dari spare part perbaikan, pengawasan dan tenaga kerja. Semua terbuhung secara online memanfaatkan software engineer. Software ini untuk menafsirkan data yang dikumpulkan dari mesin yang diproduksi oleh OEMs lainnya," kata Gusrizal, Presiden Direktur PT Donggi—Senoro LNG.
Gusrizal menambahkan, langkah tersebut ditempuh sebagai salah satu cara untuk mengoptimalkan kapasitas ekspor DSLNG sebesar 2 juta ton LNG per tahun.
"Donggi Senoro pertama kali produksi LNG tahun 2015. Kita sudah kapalkan 9 kargo. Kargo pertama sudah dikirim langsung diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Agustus 2015 ke Arun. Target kami ingin penuhi kapasitas ekspor," Gusrizal.
Rencana tahun depan, lanjut Gusrizal, pada 2016 pengapalan kargo meningkat hingga 4 kali lipat.
"Tahun 2016 kita akan kapalkan 36 kargo. Kita masih bicara dengan long term buyers. Apakah long term akan 20 atau 25 kargo. Akhir tahun akan kita selesaikan. Lalu sisanya akan ke pasar spot. Ada peluang domestik karena ada kargo spot di 2016," jelasnya.
Pabrik LNG Donggi Senoro merupakan proyek LNG pertama di Indonesia yang dikembangkan di bawah skema bisnis hilir.
"DSLNG membeli gas dari upstream di UB Senoro dan Donggi. Kami tidak ikut aktif dari sisi produksi. Maka perlu maintanance melalui data yang terintegrasi. Saat ini kami memang baru memiliki kilang di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah," pungkasnya.
(hns/hns)